Antam Bidik Tambang Emas di Timur Tengah

5 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mulai menyusun peta jalan produksi emas untuk jangka panjang, termasuk membuka peluang pengembangan wilayah kerja baru di kawasan Timur Tengah. Langkah ini dilakukan seiring dengan Tambang Emas Pongkor yang diproyeksikan memasuki fase pascatambang pada 2030.

Direktur Pengembangan Usaha Antam, I Dewa Wirantaya, menjelaskan perseroan telah menyiapkan dua pendekatan pengembangan bisnis, yakni secara organik dan anorganik. Dari sisi organik, Antam fokus mendorong kegiatan eksplorasi di Pongkor guna memperpanjang umur tambang tersebut.

"Dari sisi organik bahwasannya, kita lagi tingkatkan eksplorasi di Pongkor untuk memastikan bahwasannya setelah 2030, pasca 2030, Pongkor masih bisa di-extend. Untuk itu, dari tim sedang melakukan evaluasi agresif exploration," ungkap Dewa dalam konferensi pers, Senin (15/12/2025).

Di luar strategi organik, Antam juga menyiapkan langkah anorganik dengan mengincar wilayah-wilayah potensial melalui mekanisme lelang tambang internasional. Sejumlah kawasan yang dilirik berada di Timur Tengah, termasuk negara-negara di kawasan Middle East, serta Kazakhstan.

"Kita sudah melirik beberapa lokasi-lokasi untuk ikut lelang internasional seperti di daerah Timur Tengah, di daerah Middle East Timur Tengah, maupun di daerah Kazakhstan dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara untuk pengembangan di dalam negeri, Antam disebut bergerak agresif dalam memperoleh penugasan baru, salah satunya dengan memetakan peluang peningkatan kepemilikan saham pada sejumlah perusahaan joint venture emas yang saat ini masih berstatus minoritas, agar perseroan dapat menjadi entitas pengendali dan melakukan konsolidasi.

Lewat DMO, Indonesia Bisa Menjadi Pemain Utama Emas Dunia

Sebelumnya, pemerintah menegaskan komitmen untuk memperkuat rantai pasok emas dan tembaga sebagai fondasi kedaulatan mineral nasional. Langkah ini sejalan dengan meningkatnya permintaan global terhadap emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik, sekaligus membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat pemurnian logam mulia di kawasan.

‎Pengamat Energi Ali Ahmudi, menilai kebijakan DMO emas melalui sistem traceability domestik, dukungan sertifikasi internasional Good Delivery dari London Bullion Market Association, serta pembangunan Precious Metal Refinery (PMR) akan menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.

‎“DMO emas bukan hanya soal pasokan dalam negeri, tetapi juga strategi hilirisasi yang memastikan Indonesia tidak sekadar menambang, melainkan menjadi pemain industri global. Dengan smelter dan PMR, Indonesia akan mengekspor bullion, bukan lagi konsentrat mentah,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).

‎Selain emas, Ali menekankan bahwa hilirisasi tembaga tetap menjadi pilar transisi energi. Tembaga berperan sebagai tulang punggung kendaraan listrik, baterai, dan jaringan listrik hijau. Integrasi proyek Smelter Gresik dengan PMR akan memperkuat agenda downstreaming menuju green economy.

‎“Transformasi ini merupakan bagian dari visi Indonesia Emas 2045, dengan target menjadikan Indonesia sebagai regional refining and manufacturing hub pada 2025–2035. Kombinasi DMO emas, hilirisasi tembaga, dan kebijakan industri nasional akan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok logam strategis dunia,” tambahnya.

Kurang Pasokan, Antam Harap DMO Emas Perkuat Ketersediaan Domestik

‎Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berharap kebijakan kewajiban pasokan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) untuk komoditas emas dapat diatur secara adil dan transparan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok memperoleh kepastian usaha dan nilai ekonomi yang seimbang.

“Kebijakan DMO diharapkan disusun dengan prinsip yang transparan dan berkeadilan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan industri emas nasional,” ujar Corporate Secretary Division Head Antam, Wisnu Danandi Haryanto, dikutip dari Antara, Minggu (19/10/2025).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diketahui sedang menyusun regulasi DMO emas, yang sebelumnya telah dibahas dalam rapat Komisi VI DPR bersama Antam pada akhir September lalu.

Sebagai bagian dari holding BUMN tambang MIND ID, Antam saat ini menghadapi tantangan pasokan akibat meningkatnya permintaan dan berkurangnya suplai, terutama setelah insiden longsor di tambang emas PT Freeport Indonesia, salah satu pemasok utama emas domestik.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |