Liputan6.com, Jakarta - Sekarang ini, mencari kerja bukan hal yang mudah. Banyak orang yang baru saja kehilangan pekerjaan kesulitan menemukan posisi baru. Jumlah pengangguran jangka panjang juga naik.
Menurut pelatih karier dan pendiri The Career Raven, Jen DeLorenzo, banyak kliennya mulai merasa putus asa karena pencarian kerja mereka memakan waktu lama.
"Orang-orang yang biasanya mendapatkan pekerjaan dalam 1 hingga 2 bulan kini harus menunggu 6 bulan hingga lebih dari setahun hanya untuk mendapatkan beberapa wawancara," ujarnya.
Dia menuturkan, rasa lelah sering muncul ketika proses mencari kerja berlangsung terlalu lama. Kondisi itu kerap menimbulkan pertanyaan seperti, “Mengapa butuh waktu selama ini? Apa yang salah dengan saya?”
Ia sendiri pernah mengalami pemutusan kerja sebanyak empat kali sepanjang kariernya, sehingga ia paham betul bagaimana pengangguran bisa memengaruhi kesehatan mental.
“Banyak dari kita mengaitkan harga diri dengan produktivitas, jabatan, dan pekerjaan yang kita lakukan. Jadi, saat di-PHK atau sedang mencari kerja, kita bisa merasa kehilangan jati diri," ujar dia.
Untuk para pencari kerja yang merasa lelah dan kewalahan, berikut beberapa tips dari DeLorenzo agar tidak mudah jenuh selama proses mencari pekerjaan.
Beristirahat Sejenak dari Kotak Masuk
DeLorenzo memahami godaan untuk langsung membuka email di pagi hari. Namun, ia mengingatkan, kebiasaan ini justru bisa menambah stres. "Rasanya seperti, apakah saya akan mendapat undangan wawancara atau malah menerima banyak penolakan?” kata dia.
Karena itu, ia menyarankan kliennya untuk memberi waktu pada diri sendiri terlebih dahulu dengan menarik napas dalam dan menenangkan diri, sebelum mulai memeriksa kotak masuk.
"Tanyakan pada diri sendiri, seperti apa kondisi mental saya saat ini? Bisakah saya menerima penolakan jika saya membuka email saat masih di tempat tidur, atau haruskah saya melakukan hal lain?” ujarnya.
Banyak pencari kerja merasa harus segera membalas setiap pesan yang masuk. Namun, menurut DeLorenzo, hal itu adalah harapan yang tidak realistis.
Ada Tekanan
"Kalau ada permintaan wawancara, meski kamu baru membalas beberapa jam kemudian, itu bukan masalah besar,” jelasnya.
"Yang penting, kamu tetap menjaga ruang mentalmu.”
Ia menekankan, beristirahat sejenak dari pencarian kerja adalah hal yang wajar. “Ada tekanan untuk terus-menerus mencari lowongan agar tidak ketinggalan kesempatan,” ujarnya. “Tapi cara itu tidak bisa dijalani terus-menerus.”
Pisahkan Waktu Khusus untuk Fokus Melamar Pekerjaan
DeLorenzo bercerita pernah merasa kecewa ketika seorang klien mengatakan, ia melamar lebih dari 50 pekerjaan setiap minggu.
"Saya sampai bertanya, dari mana kamu menemukan semua lowongan itu? Pada titik ini kamu hanya asal melamar dan berharap ada yang nyangkut,” ujarnya.
"Itu bukan strategi yang baik.”
Persempit Fokus
Dia menuturkan, hal terpenting sebelum mengirim lamaran adalah menentukan dengan jelas jenis pekerjaan yang benar-benar ingin Anda lakukan. Banyak pencari kerja akhirnya melamar ke posisi acak karena merasa putus asa, padahal membatasi diri pada bidang yang sesuai akan membuat proses pencarian kerja bisa lebih fokus dan produktif.
DeLorenzo juga tidak menyarankan untuk menyesuaikan resume untuk setiap lowongan karena hal itu hanya akan menimbulkan stress.
Setelah mempersempit fokus, ia menyarankan untuk melamar pekerjaan dalam waktu khusus misalnya selama 1 hingga 2 jam setiap hari. Setelah itu, gunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti berlari, jalan-jalan, atau membaca buku.
“Mau apa pun bentuknya, tambahkan kegiatan yang memberi kamu sedikit kebahagiaan ke daftar harianmu,” ujar DeLorenzo. Itu akan membantu menjaga kesehatan mental selama proses mencari kerja.