Himbara Diguyur Rp 200 Triliun, Bos Danantara Ingatkan Tiap Bank Punya Kemampuan Berbeda Salurkan Kredit

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani mengamini kemampuan bank BUMN berbeda-beda dalam menyalurkan kredit. Menyusul, adanya kucuran dana pemerintah dengan total Rp 200 triliun ke 5 bank pelat merah.

Hal ini turut merespons ungkapan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menilai bos-bos bank BUMN kebingungan dalam menyalurkan kredit setelah disuntik dana jumbo.

"Ya setiap bank ini beda ya, kemampuan dalam segi lendingnya, dari segi penyerapannya," kata Rosan ditemui usai acara Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa, di Balai Sarbini, Lippo Mall Nusantara, Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Meski begitu, dia memandang guyuran dana yang tidak sedikit itu jadi satu hal positif buat perbankan. Misalnya dengan adanya keleluasaan likuiditas, sehingga penyluran pendanaan dengan suku bunganya dinilai lebih baik.

"Nah dengan suku bunga yang lebih kompetitif ini tentunya akan membantu semua sektor lainnya, mau dari sektor swasta terutama dan bisa merasakan. Ini diharapkan bisa memberikan perekonomian ini bisa menjadi lebih terbantu lagi, lebih meningkat lagi," ucap Rosan.

Dampak berganda lainnya, Rosan bilang, uang beredar akan semakin besar. Harapannya dampak terhadap ekonomi juga akan semakin membaik. "Jadi ini adalah satu cara konkret yang nyata oleh pemerintah, dalam rangka membuat peredaran dana ini makin cepat, dalam rangka pertumbuhan ekonomi kita akan makin meningkat," ujar dia.

Dirut Bank BUMN Pusing

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menduga saat ini bos bank-bank pelat merah tengah pusing. Pasalnya, ada Rp 200 triliun dana pemerintah yang diguyur ke 5 bank BUMN untuk disalurkan.

Purbaya mengatakan, dana tersebut saat ini sudah masuk ke 5 bank dan sudah bisa digunakan untuk penyaluran kredit. Namun, Purbaya menduga para bos BUMN pusing untuk menyalurkannya.

"Jadi Rp 200 triliun hari Jumat (12/9/2025) sudah masuk ke perbankan, uangnya udah nongkrong di sana, sekarang saya duga para Dirut bank pusing, mau nyalurin kemana?," ungkap Purbaya, sedikit bercanda, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/9/2025).

Hanya Mampu Serap Rp 7 Triliun

Dia menjelaskan, sebetulnya penggunaan dana itu diserahkan kembali ke perbankan. Meski begitu, akan ada semacam panduan untuk menyalurkannya. Misalnya untuk penyaluran ke program prioritas pemerintah.

"Tapi kalau banknya agak bingung, nanti ada guidance di mana mereka bisa memanfaatkan uang itu untuk membantu program-program program-program unggulan pemerintah. Jadi win-win solution ya," terangnya.

Dia turut menceritakan saat akan menyalurkan Rp 200 triliun ke 5 bank BUMN. Ternyata, bank disebut hanya mampu menyerap sekitar Rp 7 triliun. "Tahu enggak anda? Pada waktu saya menyalurin Rp 200 triliun, banknya bilang apa? 'Saya hanya sanggup menyerap Rp 7 triliun'. Saya bilang enak aja. Kasih kesana semua, biar mereka mikir. Jadi bukan saya lagi yang mikir, mereka yang mikir," tandasnya.

Tak Akan Perang Bunga

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini tak akan ada perang bunga antara bank pelat merah. Menyusul adanya guyuran dana Rp 200 triliun ke 5 bank BUMN.

Purbaya menyampaikan, gelontoran dana Rp 200 triliun yang dibagi ke 5 bank tersebut bisa membuat bank memiliki dana lebih. Dalam hitungannya, besaran bunga kredit hingga deposito akan turun dan berdampak ke ekonomi.

"Saya pikir dengan cara itu, paling enggak kalau mereka belum bisa nyalurin, karena mereka punya uang lebih, dia enggak akan perang bunga lagi, bunga akan cenderung turun, itu akan berdampak ke ekonomi dengan itu sendiri ya," tutur Purbaya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/9/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |