Kain Indonesia by Shifara Tawarkan Office Wear Modern Bernuansa Wastra, Dukung Perempuan dan UMKM Lokal

3 weeks ago 31

Liputan6.com, Jakarta - Batik dan kain tradisional kini tak lagi dipandang sebagai busana kuno. Lewat sentuhan modern, motif-motif wastra Nusantara justru semakin diminati sebagai pilihan pakaian kerja yang elegan dan profesional. Tren ini pun menginspirasi pelaku UMKM seperti Kain Indonesia by Shifara untuk memproduksi office wear bernuansa tradisional, sekaligus mengangkat peran perempuan dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi.

“Caranya adalah kami memproduksi baju-baju jadi atau ready to wear dengan konsep office wear dalam tema besarnya adalah from office to hangout dan memang target market utama kami adalah wanita,” ujar Sinta Paramitha, pemilik Kain Indonesia by Shifara.

Berawal dari Cinta terhadap Batik dan Wastra Nusantara 

Cinta Sinta terhadap batik telah tertanam sejak kecil. Tinggal di Pekalongan, salah satu sentra batik nasional membuatnya tumbuh dalam budaya wastra. Perjalanan bersama keluarga ke berbagai daerah turut memperkaya pengetahuannya terhadap kekayaan tekstil tradisional Indonesia.

Ketertarikan tersebut semakin dalam saat ia menyadari ekspor batik yang menurun sejak 2012 serta banyaknya pengrajin yang terdampak pandemi.

“Ancaman klaim dari berbagai negara turut membulatkan tekadnya untuk mengembangkan wastra dari berbagai daerah di Indonesia,” tulis Sinta.

Untuk menonjolkan keunikan, Kain Indonesia by Shifara menjelajah wastra dari Sabang sampai Merauke. Material utamanya berasal dari para pengrajin lokal, seperti Endek dari Bali, Jumputan dari Palembang dan Yogyakarta, hingga Batik Pekalongan. Koleksinya dirancang inklusif untuk berbagai ukuran dan mengikuti tren busana masa kini.

Dapat Pendampingan Langsung dari Rumah BUMN BRI 

Langkah bisnis Sinta semakin berkembang sejak bergabung dengan program Rumah BUMN BRI, wadah kolaborasi yang digagas Kementerian dan BUMN untuk memberdayakan UMKM. Setelah melalui seleksi, Sinta mendapat berbagai pelatihan intensif.

“Kita bertemu dengan para coach-coach dimana coach-coach-nya ini setelah selesai pendampingan pun kami masih bisa berinteraksi, bisa bertanya dengan mereka,” kata Sinta. Ia menambahkan, bantuan para coach sangat membantu menyelesaikan berbagai kendala yang ia hadapi dalam menjalankan bisnis.

Tak hanya pelatihan, Sinta juga diikutkan dalam berbagai event pameran dan program inkubasi bisnis.

“Kami diberikan ilmu-ilmu yang bisa diaplikasikan sehingga bisnis kami bisa terus berkembang. Yang kedua tadi adalah fasilitas-fasilitas pameran, yang tentunya memberikan kami ruang untuk bisa mengenalkan lebih lanjut tentang produk kami sehingga meningkatkan brand awareness,” lanjutnya.

Perempuan Sebagai Pilar Pelestari Budaya 

Kain Indonesia by Shifara tak hanya menjadi sarana ekonomi, tetapi juga wadah pemberdayaan perempuan. Tim produksinya, mulai dari penjahit hingga bagian pengemasan, dikerjakan oleh para perempuan dari berbagai usia dan latar belakang.

“Perempuan Indonesia memiliki peran yang besar untuk menjaga dan mengenalkan batik kepada dunia. Dengan cara kita sendiri, gaya dan kreativitas, dengan kebanggaan agar batik bisa tetap hidup dan relevan di setiap generasi,” tutup Sinta.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |