Lifting Minyak Naik, Target Ketahanan Energi Indonesia Segera Tercapai?

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Kenaikan lifting minyak nasional yang tembus 608 ribu barel per hari melampaui target APBN 2025 sebesar 605 barel per hari, menjadi sinyal awal keberhasilan dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

Pakar Energi Fredrik L. Benu menyatakan bahwa tren peningkatan lifting ini penting dalam upaya menekan ketergantungan impor minyak Indonesia yang saat ini masih cukup tinggi.

“Kita naik dari sekitar 600 ribu jadi hampir 700 ribu barel. Itu antara lain dengan memaksimalkan sumur-sumur yang sudah ada dan juga sumur-sumur baru,” ujar Fredrik, Kamis (6/11/2024).

Menurut dia, kenaikan lifting ini menunjukkan komitmen awal pemerintah dalam memperkuat produksi dalam negeri. Kenaikan itu, kata Fredrik, salah satunya dipicu dari upaya optimalisasi sumur-sumur minyak dan penataan sumur rakyat yang tengah dijalankan pemerintah.

Dia pun optimistis lifting minyak akan naik hingga menyentuh angka 1 juta barrel per hari, jika pemerintah konsisten dalam mendata sumur rakyat serta melakukan eksplorasi sumur baru. 

Dia yakin potensi ladang minyak baru di Indonesia masih sangat luas dan dapat dieksplorasi lebih lanjut. "Jadi kita lihat saja pemerintah ke depan. Di samping kebijakan bauran energi, kita minta penambahan eksplorasi karena potensinya masih besar," ungkapnya.

Efek ke Pertumbuhan Ekonomi

Setali tiga uang, Pengamat Ekonomi Frits Fanggidae mengatakan, capaian lifting saat ini memberikan sinyal positif untuk prospek pertumbuhan ekonomi ke depan. Namun peningkatan produksi harus diiringi dengan penguatan kapasitas industri energi nasional agar cadangan dalam negeri dapat dimanfaatkan secara maksimal.

“Lifting itu mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Jadi harus ada kapasitas produksi yang naik agar manfaat lifting tinggi itu bisa dirasakan,” ujar Frits.

Ia menambahkan, peningkatan lifting harus berjalan paralel dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) agar Indonesia mencapai kemandirian energi secara menyeluruh.

“Kalau lifting naik tapi produksi nasional tidak naik, impor tetap besar. Jadi lifting naik harus dibarengi peningkatan kapasitas produksi,” kata dia.

Bahlil Lahadalia Akui Tekan KKKS Buat Kerek Produksi Minyak Bumi

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan lifting minyak bumi telah mencapai target yang ditetapkan dalam APBN 2025. Ternyata, hal itu imbas dari dorongan yang dilakukannya.

Dia mencatat, saat ini lifting minyak bumi sudah mencapai 605 ribu barel per hari, sesuai target APBN 2025. Dia menyadari, meningkatkan lifting ini bukan sebatas ahli minyak, tapi juga memberikan tekanan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

"Saya sadar betul, saya bukan orang ahli minyak. Saya sambil belajar, Pak Arcandra ini ahli minyak. Tapi ternyata, saya telah sering ngecek, jadi Menteri ESDM ini tidak cukup saja dengan ahli minyak, harus ahli tekan-tekan juga. Ini harus ahli tekan-tekan. Karena K3S ini kalau tidak kita dorong betul, main barang ini," ungkap Bahlil dalam Penghargaan Subroto 2025, di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Dia menjelaskan lagi, keberhasilan pencapaian target lifting minyak bumi tak sebatas karena tekanan. Pemerintah juga berupaya terus mengakomodasi keperluan pengusaha, utamanya KKKS.

"Kita kan butuh percepatan, saya katakan bahwa teman-teman KKKS dengan pemerintah ini harus berbarengan," ujarnya.

"Jadi mereka kalau mau cepat kita tanyain butuhnya apa? Kalau butuh regulasi atau butuh insentif apa yang dibutuhkan cepat juga oleh negara kita juga harus respons. Jadi jangan hanya kitanya yang meminta mereka cepat, kita oemerintah juga menyesuaikan, jadi kolaborasi lah," sambung Bahlil.

Sumur Rakyat Bisa Dongkrak Lifting Minyak

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mencatat adanya peningkatan signifikan jumlah sumur rakyat di Indonesia. Saat ini, totalnya mencapai sekitar 45 ribu sumur, naik dari sebelumnya 30 ribu sumur.

“Kami sudah menginventarisir, kurang lebih sekitar 45 ribu potensi sumur yang selama ini dikelola oleh rakyat,” ujar Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, jika setiap sumur mampu memproduksi satu barel per hari, maka potensi tambahan lifting minyak nasional bisa mencapai 45 ribu barel per hari.

Bahlil menjelaskan bahwa pengelolaan sumur rakyat akan diserahkan kepada pemerintah daerah, melalui badan usaha menengah maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Ia menekankan pentingnya aspek keselamatan kerja dan lingkungan dalam setiap kegiatan pengelolaan.

“Akan diberikan panduan secara baik dan Pertamina sebagai KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) memberikan pendampingan dalam rangka implementasi,” jelasnya.

Pendampingan tersebut diharapkan dapat memastikan keselamatan kerja para pengelola sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di sekitar area eksplorasi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |