Donald Trump Kembali Perpanjang Tenggat Divestasi TikTok

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance untuk melepas bisnis TikTok di AS kepada konsorsium investor yang mencakup Oracle dan Silver Lake. Perpanjangan yang diumumkan pada Selasa, 16 September 2025  ini merupakan yang keempat kalinya.

Dengan perpanjangan tersebut, Departemen Kehakiman sementara waktu tidak bisa menegakkan undang-undang keamanan nasional yang sebenarnya dapat membuat TikTok dilarang beroperasi di AS hingga 16 Desember mendatang.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, sehari sebelumnya menyatakan sudah ada “kesepakatan kerangka kerja” terkait masa depan TikTok.

Berdasarkan aturan keamanan nasional yang mulai berlaku Rabu, 17 September 2025, operator toko aplikasi seperti Apple dan Google, serta penyedia layanan internet, bisa terkena sanksi apabila tetap menyediakan layanan untuk TikTok di AS jika kesepakatan tidak tercapai.

Berdasarkan “kesepakatan kerangka kerja” yang dilaporkan Wall Street Journal pada Selasa, 16 September 2025, sekitar 80% bisnis TikTok di AS akan dimiliki oleh konsorsium investor yang mencakup Oracle, Silver Lake, dan Andreessen Horowitz. 

Bakal Kembali Dibahas Pekan Ini

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, pengguna TikTok di AS yang sudah ada kabarnya harus beralih ke aplikasi baru.

Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan membahas lebih lanjut detail kesepakatan tersebut pada Jumat mendatang. Menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent, kesepakatan final diharapkan rampung dalam 30–45 hari ke depan.

Nantinya, investor baru dan investor lama ByteDance akan tetap terlibat, sementara Oracle mempertahankan perjanjian layanan komputasi awan dengan TikTok.

Dalam wawancara di acara Squawk Box CNBC, Bessent menambahkan Trump bersedia membiarkan TikTok “tidak aktif” untuk memberi tekanan agar China menyetujui kesepakatan ini.

Masih Batas Spekulasi

Ia juga menyebut bahwa sebenarnya syarat komersial sudah disepakati sejak Maret atau April lalu, namun tertunda akibat kebijakan tarif dan perdagangan Trump yang keras terhadap Tiongkok.

“Kami berhasil mencapai serangkaian kesepakatan, terutama untuk hal-hal yang tidak akan kami lakukan di masa mendatang yang tidak berdampak pada keamanan nasional kami,” ujar Bessent, Selasa.

Seorang pejabat senior Gedung Putih menegaskan detail terkait “kerangka kerja” TikTok masih sebatas spekulasi sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah. Sementara itu, pihak TikTok belum memberikan komentar atas perkembangan tersebut.

Donald Trump Bakal Pangkas Tarif Dagang China demi TikTok

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memangkas tarif dagang terhadap China. Hal ini dilakukan Donald Trump untuk fasilitasi kesepakatan yang akan akibatkan ByteDance jual operasi TikTok di AS.

Mengutip CNBC, Kamis (27/4/2025), Trump menuturkan, China harus memainkan peran dalam menyetujui divestasi terkait TikTok.

"Mungkin saya akan memberi mereka sedikit pengurangan tarif atau sesuatu untuk menyelesaiakannya,” ujar Trump.

"TikTok memang besar, tetapi setiap poin dalam tarif lebih berharga daripada TikTok,” ia menambahkan.

Meskipun Undang-Undang Keamanan Nasional mengharuskan ByteDance divestasikan operasi TikTok di AS atau hadapi larangan efektif di negara itu, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda batas waktu kesepakatan hingga 5 April. Donald Trump sebelumnya menuturkan ingin AS mempertahankan kepemilikan 50 persen di TikTok melalui usaha patungan.

Trump menuturkan, ada kemungkinan ia perpanjang batas waktu lagi untuk TikTok. "Kami akan membuat semacam kesepakatan, tetapi jika belum selesai, itu bukan masalah besar,” ujar Trump.

“Kami akan memperpanjangnya saja,” ia menambahkan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |