Harga Emas Pecahkan Rekor, Siap Tembus Level Psikologis USD 3.700

17 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia terus menunjukkan performa impresif dengan mencetak rekor baru, mendekati level psikologis penting. Kenaikan ini terjadi di tengah antisipasi global terhadap hasil pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berlangsung pada 16–17 September.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed, menjadi pendorong utama. Sinyal ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar melemah, sehingga daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) kian meningkat.

Saat ini, sebagian besar pasar memprediksi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, meskipun ada kemungkinan pemangkasan yang lebih agresif.

"Sinyal pelemahan ekonomi semakin kuat setelah revisi data pekerjaan AS menunjukkan kenaikan yang jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).

Data ini, ditambah dengan nada Ketua The Fed, Jerome Powell, yang berubah lebih lunak pada Simposium Jackson Hole akhir Agustus lalu, mendorong ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan. Arahan yang lebih jelas dari Powell, melalui proyeksi ekonomi dan “dot plot” (grafik jalur suku bunga), akan sangat dinantikan oleh pasar.

Analisis Teknikal: Emas di Jalur Bullish yang Kuat

Dari sisi teknikal, Andy Nugraha menegaskan bahwa tren penguatan emas (bullish) masih sangat kuat. Berdasarkan pola grafik dan indikator teknikal, emas saat ini diperdagangkan di sekitar USD 3.689 dan masih didominasi oleh tekanan beli.

“Jika momentum bullish ini terus berlanjut, harga emas berpotensi menembus area kunci di USD 3.700 dalam waktu dekat,” jelas Andy.

Namun, ia juga mengingatkan akan potensi koreksi. Jika terjadi, level dukungan (support) terdekat berada di sekitar USD 3.637.

Ini adalah titik krusial, terutama bagi trader jangka pendek yang mengantisipasi pergerakan harga yang volatil menjelang pengumuman The Fed.

Selain pertemuan FOMC, pasar juga akan memantau data Penjualan Ritel AS serta proses voting Senat AS terhadap Dr. Stephen Miran, calon anggota Federal Reserve yang diajukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Aset yang Dicari

Di sisi lain, Trump sempat menyatakan melalui media sosial bahwa The Fed "harus memotong lebih besar dari yang dipikirkan Powell," sebuah pernyataan yang menambah spekulasi pemangkasan agresif.

Sementara itu, survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS yang menurun, mencerminkan pesimisme terhadap prospek ekonomi.

Data-data ini semakin memperkuat posisi emas sebagai aset yang dicari di tengah kekhawatiran pelemahan ekonomi.

Dengan dukungan fundamental dan sinyal teknikal yang positif, emas diperkirakan akan tetap berada di jalur penguatan.

Fokus utama pelaku pasar kini ada pada hasil rapat FOMC, yang akan menjadi penentu apakah emas mampu menembus USD 3.700 atau justru menguji level USD 3.637 sebelum melanjutkan tren naiknya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |