Harga Emas Tergelincir Usai Sentuh Rekor Tertinggi, The Fed Pangkas Suku Bunga

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada perdagangan Rabu, 17 September 2025. Lonjakan harga emas setelah the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga 25 basis poin dan mengisyaratkan pelonggaran kebijakan yang stabil hingga akhir 2025.

Mengutip laman CNBC, Kamis (18/9/2025), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 3.681,39 per ounce setelah mencapai rekor tertinggi di USD 3.707,40 pada awal sesi perdagangan. Harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember ditutup 0,2% lebih rendah di posisi USD 3.717,8.

Sementara itu, dolar AS kembali melemah, membuat emas yang dihargakan dalam dolar Amerika Serikat lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

“Pencapaian emas ke level tertinggi sepanjang masa menjadi hasil dari ekspektasi akan kondisi suku bunga yang lebih rendah pada masa mendatang, dan itu dimulai dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini,” ujar Direktur High Ridge Futures, David Meger.

Ini menandai pemangkasan suku bunga the Fed tahun ini, menyusul jeda perubahan kebijakan sejak Desember setelah menurunkan suku bunga tiga kali pada 2024.

The Fed Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga Lagi

Pemotongan suku bunga ini, bersama dengan proyeksi yang menunjukkan dua pemangkasan 25 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan yang tersisa tahun ini.

Hal ini menunjukkan para pejabat The Fed telah mulai meremehkan risiko kebijakan perdagangan pemerintahan Trump akan memicu inflasi yang berkelanjutan, dan kini lebih mengkhawatirkan pelemahan pertumbuhan dan kemungkinan meningkatnya pengangguran.

Emas seringkali menarik ketika suku bunga turun, karena imbal hasil yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Prediksi Harga Emas

Para analis mengatakan rekor tertinggi emas tahun ini telah didukung oleh pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, diversifikasi dari dolar AS, permintaan safe haven yang kuat di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, serta pelemahan dolar secara luas.

Harga emas batangan, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian, telah melonjak lebih dari 40% sepanjang tahun ini.

Ke depan, analis memperkirakan emas diperdagangkan dalam kisaran USD 3.600-USD 3.900 dalam jangka pendek hingga menengah dan melihat potensi untuk menguji USD 4.000 tahun depan jika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terus berlanjut.

Harga Emas Cetak Sejarah Baru, Tembus Level Segini

Sebelumnya, harga emas melonjak melewati level USD 3.700 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta).

Lonjakan harga emas dunia didorong meningkatnya prediksi terhadap penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) pada minggu ini memicu reli  harga emas yang disebabkan oleh permintaan aset safe haven, pembelian bank sentral, dan melemahnya dolar AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (17/9/2025), harga emas hari ini di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 3.687,67 per ons setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.702,95 di awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,1% menjadi USD 3.724.

Ketidakpastian Global

“Ketidakpastian pertumbuhan global dan risiko geopolitik terus menjaga permintaan aset safe haven tetap tinggi, tetapi reli harga emas sebagian besar didorong oleh antisipasi penurunan suku bunga agresif dari Federal Reserve,” kata Analis MarketPulse by OANDA Zain Vawda.

Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti akan terjadi pada akhir pertemuan The Fed pada 17 September, dengan peluang kecil penurunan sebesar 50 basis poin, menurut CME FedWatch.

Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan media sosial pada hari Senin mendesak Ketua Fed Powell untuk memberlakukan penurunan suku bunga yang lebih besar.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |