Hari Listrik Nasional: Tanggal Peringatan, Sejarah hingga Fakta Menarik

6 days ago 40

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 27 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Listrik Nasional (HLN), sebuah momentum yang bukan sekadar mengenang penyalaan pertama lampu di tanah air, tetapi juga menandai perjalanan panjang bangsa dalam menerangi nusantara.

Tahun ini, peringatan HLN memasuki usia ke-80, menjadi simbol dedikasi panjang insan kelistrikan dalam menghadirkan cahaya hingga ke pelosok negeri. Seiring peringatan Hari Listrik Nasional pada 27 Oktober, menarik untuk diketahui sejarah Hari Listrik Nasional.

Sejarah dari Semangat Kemerdekaan hingga Lahirnya Listrik Nasional

Sejarah Hari Listrik Nasional berawal pada 27 Oktober 1945, tak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat itu, para pemuda dan pegawai Jawatan Listrik dan Gas yang masih berada di bawah pemerintahan Jepang mengambil alih aset kelistrikan di seluruh Indonesia. Pengambilalihan ini dilakukan demi memastikan energi listrik dikelola oleh bangsa sendiri.

Mengutip laman esdm.go.id, Senin, (27/10/2025), sejarah kelistrikan Indonesia berawal pada akhir abad ke-19. Saat beberapa perusahaan Belanda bergerak di pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.

Bermula dari Perusahaan Swasta Belanda

Kelistrikan untuk umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yakni NV.Nign yang bergerak di bidang gas ekspansi ke bidang penyediaan listrik untuk umum.

Pada 1927 pemerintah Belanda membentuk s'Lands Waterkracht Bedriven (LWB), yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta.

Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja. Usai Belanda menyerah kepada Jepang dalam perang dunia 2, Indonesia dikuasai Jepang. Perusahaan listrik dan gas juga diambil alih oleh Jepang, dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang Jepang.

Promosi 1

Pemuda dan Buruh Listrik Ambil Alih Perusahaan Listrik yang Dikuasai Jepang

Dengan jatuhnya Jepang ke tangan Sekutu, dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan Jepang, pada September 1945 suatu delegasi dari buruh/pegawai listrik dan gas menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketuai oleh M. Kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka.

Kemudian delegasi bersama-sama dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Fakta Menarik Perjalanan Listrik di Indonesia

Di balik peringatan yang penuh makna ini, tersimpan sejumlah fakta menarik tentang perjalanan listrik di Indonesia. Salah satunya, pembangkit listrik pertama di Indonesia ternyata berdiri di Surabaya pada 1897, dibangun oleh perusahaan Belanda untuk memenuhi kebutuhan industri gula.

Artinya, pada awal kemunculannya, listrik di Indonesia tidak digunakan untuk penerangan rumah tangga, melainkan mendukung aktivitas ekonomi kolonial.

Fakta lain yang tak kalah menarik, pada awal kemerdekaan kapasitas listrik nasional masih sangat terbatas. Banyak wilayah belum menikmati aliran listrik hingga dekade 1970-an.

Baru setelah pemerintah mencanangkan program “Listrik Masuk Desa,” jutaan warga di pelosok mulai merasakan terang lampu di malam hari. Kini, dengan tingkat elektrifikasi mencapai lebih dari 99 persen, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pemerataan akses listrik terbaik di Asia Tenggara.

PLN Hadirkan Program “Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan”

Dalam perjalanannya, sektor ketenagalistrikan Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dari awalnya hanya mengandalkan pembangkit kecil di kota-kota besar, kini jaringan listrik telah menjangkau hampir seluruh wilayah nusantara.

PT PLN (Persero) sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab atas penyediaan tenaga listrik nasional terus berinovasi dalam menciptakan akses energi yang merata. Upaya itu mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, surya, hingga angin sejalan dengan komitmen pemerintah menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Peringatan Hari Listrik Nasional ke-80 tahun ini mengusung semangat “Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan.” Melalui program ini, PLN menyalakan harapan bagi lebih dari delapan ribu keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menuturkan, inisiatif tersebut merupakan bentuk nyata kepedulian PLN terhadap masyarakat yang hingga kini belum menikmati terang listrik.

 "Hari Listrik Nasional menjadi hari yang membawa terang bagi masyarakat,” ujar dia.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, turut mengapresiasi program ini dan menilai listrik bukan hanya kebutuhan rumah tangga, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan ekonomi daerah.

Di balik perkembangan teknologi dan sistem kelistrikan yang semakin maju, semangat gotong royong tetap menjadi fondasi utama PLN. Dalam setiap peringatan Hari Listrik Nasional, insan PLN di seluruh Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan harapan. Demikian seperti dikutip dari laman esdm.go.id.

Melalui berbagai kegiatan sosial, seperti bantuan sambungan listrik gratis bagi keluarga prasejahtera dan perbaikan rumah ibadah, PLN terus membuktikan listrik bukan sekadar energi, melainkan bagian dari kehidupan yang membawa kesejahteraan.

80 Tahun Terang untuk Negeri

80 tahun perjalanan kelistrikan Indonesia adalah kisah tentang cahaya, perjuangan, dan pengabdian. Cahaya yang dahulu menjadi simbol kemerdekaan kini menjelma menjadi sumber kehidupan modern bangsa.

Di tengah perubahan zaman, semangat Hari Listrik Nasional tetap sama  menerangi negeri, menumbuhkan harapan, dan memastikan setiap sudut Indonesia mendapatkan hak yang sama untuk hidup dalam terang.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |