Jelang Pertemuan Xi Jinping, Trump Ungkap Isu Krusial: Fentanil, Petani, dan Ancaman Tarif 100%

12 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan optimismenya menjalang pertemuan penting dengan Presiden China, Xi Jinping. Ia berharap dapat menurunkan tarif fentanil terhadap Beijing, di tengah upaya kedua negara meredakan ketegangan perdagangan yang telang berlangsung lama.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/10/2025), Trump menyebut bahwa isu fentanil yang menjadi perhatian utama di AS akan menjadi salah satu topik pembahasan utama bersama Presiden Xi. Selain itu, Trump juga mengatakan akan membahas isu "petani", yang selama ini menjadi salah satu sektor terdampak akibat perang dagang antar kedua negara.

"Fentanil mengalir ke AS, dan "petani" akan menjadi salah satu topik yang ia harapkan untuk dibahas dengan Xi pada hari Kamis," tuturnya.

Sebelumnya, laporan The Wall Street Journal menyebutkan bahwa AS berencana memotong tarif terkait fentanil sebesar 20 persen pada ekspor China, sebagai imbalan atas tindakan keras Beijing terhadap ekspor bahan kimia pembuat fentanil.

Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut semakin memuncak, terutama menjelang tenggat waktu 10 November 2025, saat kesepakatan tarif tarif saat ini akan berakhir. Jika kedua negara gagal memperpanjang kesepakatan, maka tarif baru dapat diberlakukan, bahkan Trump mengancam akan menaikkan tarif tambahan hingga 100 persen terhadap Beijing mulai 1 November mendatang.

Ketika ditanya mengenai potensi jeda satu tahun dalam penerapan kontrol ekspor logam oleh Beijing. Trump menyebut pihaknya masih akan mencari titik temu

"Kami belum membicarakan waktunya, tetapi kami akan mencari solusinya," ucapnya.

 Isu Taiwan

Menjawab pertanyaan apakah isu Taiwan akan menjadi bagian dari pembahasan, Trump menjawab secara singkat,

“Saya tidak tahu apakah kita akan membahas Taiwan. Dia mungkin ingin menanyakannya. Tidak banyak yang perlu ditanyakan”," jawab Trump.

Pernyaataan ini menandakan fokus utama Trump dalam pertemuan tersebut tetap pada sektor ekonomi dan perdagangan, bukan pada isu geopolitik yang lebih sensitif.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |