Kurs Dolar AS Perkasa, Rupiah Ambruk Tertekan Sentimen Global

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu, 5 November 2025. Kurs dolar AS perkasa karena sentimen global

Pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025) sore, rupiah melemah sebesar 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 16.717 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.708 per dolar AS.

Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga turun ke level Rp16.729 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.674 per dolar AS.

Menurut Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva, pelemahan ini masih didorong oleh dominasi sentimen global.

"Nilai tukar rupiah pada hari ini bergerak melemah terbatas terhadap dolar Amerika Serikat, seiring dominannya sentimen global pascakeputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin," ujar Taufan dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed sebenarnya memberi sinyal positif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Langkah itu dinilai berpotensi mendorong aliran modal masuk ke aset berisiko.

Namun, dampaknya masih tertahan karena ekspektasi pasar menunjukkan suku bunga riil di AS tetap tinggi untuk periode yang lebih lama.

Taufan menambahkan, pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap perubahan arah kebijakan moneter AS.

"Selama belum muncul indikasi yang lebih kuat mengenai percepatan pelonggaran kebijakan, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan bertahan hingga menjelang pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) berikutnya. Peluang penguatan rupiah dapat terbuka apabila data inflasi AS menunjukkan perlambatan yang konsisten," jelasnya.

BI Kembangkan Rupiah Digital, Versi Stablecoin Resmi Nasional Indonesia

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) tengah mengembangkan Rupiah Digital, bentuk mata uang digital resmi atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yang nilainya stabil layaknya stablecoin, namun sepenuhnya berada di bawah kendali otoritas moneter.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan hal itu dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (31/10/2025).

“Kita akan kembangkan bagaimana Rupiah Digital dikeluarkan oleh BI... Ini versi stablecoin-nya resmi nasional Indonesia,” ujar Perry.

Perry belum menjelaskan secara rinci tahapan pengembangan Rupiah Digital, namun Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menambahkan bahwa proyek ini kini memasuki fase eksperimentasi tahap kedua.

“Ini yang lagi tren, digital rupiah, stablecoin. Saat ini kita masuk ke sekuritasnya,” kata Filianingsih dalam sesi High Level Talk.

Rupiah Digital merupakan salah satu dari lima inisiatif utama dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Mata uang ini nantinya berfungsi layaknya uang fisik, uang elektronik, maupun kartu debit dan kredit yang beredar di Indonesia.

Rupiah Digital Bukan Kripto, Tapi Mata Uang Resmi Negara

Meski memiliki karakter stabil seperti stablecoin, Rupiah Digital bukan aset kripto, melainkan CBDC resmi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Mengutip dokumen BSPI 2030, BI menyebutkan bahwa pengembangan Rupiah Digital akan diarahkan pada berbagai eksperimen lanjutan untuk mereplikasi fungsi pasar wholesale serta memperdalam pasar keuangan nasional.

Proyek ini berada di bawah payung “Proyek Garuda”, yang mencerminkan upaya menjaga kedaulatan rupiah sebagaimana amanat UU Mata Uang dan UU P2SK, serta memperkuat peran Indonesia dalam sistem keuangan global.

Selain sebagai alat pembayaran digital yang sah, Rupiah Digital diharapkan menjadi instrumen kebijakan moneter di era digital, sekaligus mendorong inklusi keuangan dan efisiensi sistem keuangan nasional.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |