Liebherr Yakin Target Penjualan Alat Berat di 2025 Terlampaui

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Optimisme menyelimuti PT Liebherr Indonesia Perkasa dalam mengarungi pasar alat berat di Tanah Air. Di sela ajang Mining Indonesia 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran pada Rabu (17/9/2025), manajemen Liebherr mengungkapkan bahwa target penjualan alat berat tahun ini hampir sepenuhnya tercapai.

Managing Director Sales & Operation Liebherr Indonesia, Christian Bombenger, menyebut bahwa kolaborasi dengan produsen alat berat asal Jerman itu mampu mendukung operasional tambang secara berkelanjutan. Sementara itu, pihak Liebherr sendiri optimistis melihat prospek bisnis di Indonesia yang dinilai masih sangat potensial.

“Untuk target penjualan 2025, kami sudah hampir mencapai angka yang ditetapkan. Dari 12 unit yang menjadi target tahun ini, sudah 10 unit yang berhasil terkirim ke pelanggan. Masih ada 4 unit lagi yang sudah siap didistribusikan sebelum akhir tahun,” ungkap Christian.

Menurutnya, nilai bisnis dari penjualan unit ini bervariasi antara USD 900 ribu hingga USD 3 juta per mesin, tergantung tipe dan kapasitas alat. Beberapa di antaranya termasuk excavator berkapasitas 100 hingga 300 ton serta bulldozer BR-776 yang menjadi andalan di sektor tambang batu bara.

“Jika dihitung, secara total pencapaian kami sudah berada di kisaran 85 persen sampai 90 persen dari target tahunan. Kami optimis hingga akhir tahun realisasi bisa melebihi 100 persen,” tambah sang managing director.

Strategi Persaingan Pasar yang Ketat

Meski pasar alat berat di Indonesia makin ramai dengan masuknya berbagai merek baru, termasuk dari Tiongkok, Liebherr menegaskan fokus pada nilai tambah jangka panjang.

Training Manager Liebherr Indonesia, Sabri Armansah, menjelaskan pada sesi wawancara dengan wartawan,

“Memang harga produk Eropa terlihat lebih tinggi di awal. Tapi jangan hanya melihat harga pembelian, karena yang lebih penting adalah biaya sepanjang siklus operasional,” jelasnya.

Ia mencontohkan, produk Liebherr mampu menekan konsumsi bahan bakar hingga 20 persen lebih efisien dibanding kompetitor. Efisiensi itu, kata Sabri, bila diakumulasi akan menutup selisih harga awal yang lebih tinggi.

Selain itu, faktor ketersediaan suku cadang dan minim downtime menjadi keunggulan penting. “Kalau produksi berhenti hanya karena parts tidak tersedia, biayanya bisa jauh lebih besar daripada selisih harga alat di awal,” tegasnya

Di tengah ketidakstabilan harga komoditas, khususnya batubara, Sabri menilai permintaan alat berat di Indonesia masih akan tumbuh. Lonjakan produksi batubara beberapa tahun terakhir mendorong perusahaan tambang untuk memperluas kapasitas dan menambah armada.

“Pasar alat berat masih terang, karena customer pasti mencari efisiensi untuk mendukung produksi. Di sini kami hadir bukan sekadar menjual alat, tapi menawarkan solusi menyeluruh, mulai dari teknologi hemat energi hingga layanan purna jual yang andal,” ujar Sabri.

Harapan Besar Liebherr

Dengan pencapaian yang hampir menyentuh target tahunan dan strategi diferensiasi yang jelas, Liebherr optimistis memperkuat posisinya di pasar Indonesia. Kehadiran pusat operasi di Balikpapan serta jaringan cabang di berbagai daerah tambang disebut menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan pelanggan.

“Bagi kami, keunggulan bukan hanya di mesin, tapi pada total value yang kami berikan ke pelanggan. Mulai dari efisiensi operasional, keandalan produk, hingga komitmen pada keberlanjutan,” pungkas Sabri.

Dengan strategi ini, Liebherr menegaskan bahwa bisnis dan keberlanjutan bisa berjalan bersamaan, dengan membawa industri alat berat Indonesia ke arah yang lebih kompetitif sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |