Anak Usaha ASDP Indonesia Siapkan Lintasan Ferry Rute Surabaya-Labuan Bajo

1 week ago 17

Liputan6.com, Jakarta - PT Jembatan Nusantara (JN) tengah menyiapkan rencana ekspansi layanan kapal ferry jarak jauh (LDF) untuk lintasan Surabaya-Labuan Bajo.

Lintasan ini akan menghubungkan Pulau Jawa dengan Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan harapan memperkuat konektivitas logistik antarwilayah dan mendukung potensi pariwisata di kawasan timur Indonesia.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo menegaskan peran strategis PT Jembatan Nusantara (JN) sebagai anak usaha yang mendukung konektivitas antarwilayah. Sekaligus memperkuat layanan logistik yang berperan penting dalam pemerataan distribusi kebutuhan pokok masyarakat.

"Jembatan Nusantara menjadi mitra penting dalam memastikan kelancaran pergerakan orang, barang, serta logistik yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Kami berkomitmen agar masyarakat di berbagai wilayah, khususnya daerah kepulauan, tetap mendapatkan akses transportasi yang terjangkau, andal, dan selamat," ujarnya, Selasa (9/9/2025).

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin menambahkan, Jembatan Nusantara saat ini telah menjadi backbone dalam layanan long distance ferry, khususnya pada lintasan Balikpapan-Parepare yang menghubungkan Kalimantan dan Sulawesi. Jalur ini dilayani oleh dua armada utama, yaitu KMP Swarna Bahtera dan KMP Madani Nusantara.

"Kolaborasi ASDP dan JN memperkuat posisi kami sebagai perusahaan transportasi terintegrasi. Layanan LDF yang dioperasikan JN terbukti menjadi jalur vital dalam menjaga kelancaran pasokan logistik, mulai dari hasil pertanian, bahan kebutuhan pokok, hingga material pembangunan," jelasnya.

Operasikan 53 Kapal

Saat ini, Jembatan Nusantara mengoperasikan 53 kapal dengan melayani 19 lintasan aktif, terdiri dari 18 lintasan short distance ferry (SDF) dan 1 lintasan long distance ferry (LDF). 

Dari periode Januari-Juli 2025, tercatat total 1.384.098 unit kendaraan dan 463.700 penumpang telah dilayani. Kendaraan roda dua mendominasi dengan 805.501 unit, disusul mobil barang sebanyak 405.333 unit, dan mobil penumpang sebanyak 173.714 unit.

Adapun muatan yang mendominasi di lintasan Balikpapan-Parepare adalah pertanian, kebutuhan pokok, dan material pembangunan.

Jalur ini menjadi penghubung vital yang tidak hanya memastikan suplai pangan tetap stabil, tetapi juga mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia.

Backbone Logistik

Sebagai induk usaha, ASDP mengoperasikan 207 lintasan perintis yang menjangkau wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Kehadiran layanan perintis ini menjadi tulang punggung logistik masyarakat di berbagai daerah, di mana beberapa wilayah bahkan masih sangat bergantung pada kapal ferry untuk pemenuhan pasokan bahan pokok hingga layanan kesehatan.

Shelvy menegaskan, sinergi antara ASDP dan Jembatan Nusantara bukan hanya soal menjaga arus penyeberangan antarwilayah besar, tetapi juga memastikan pemerataan logistik hingga ke daerah terpencil. 

"Konektivitas inilah yang menjadi fondasi penting bagi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga roda ekonomi lokal dapat terus bergerak," pungkas dia.

Kinerja 2024

Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian audited periode Januari–Desember 2024, ASDP membukukan pendapatan sebesar Rp5,02 triliun dengan laba bersih sebesar Rp447,31 miliar.

Direktur Utama ASDP Heru Widodo, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan.

“Pendapatan ASDP pada 2024 telah melampaui angka pendapatan sebelum pandemi tahun 2019 yang sebesar Rp3,33 triliun. Bahkan naik 2% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang sebesar Rp4,92 triliun,” ujarnya.

Meskipun laba bersih 2024 mengalami penurunan 30% dibandingkan 2023 yang mencapai Rp636,54 miliar, Heru menegaskan bahwa angka laba saat ini tetap mencerminkan ketahanan bisnis ASDP di tengah tekanan eksternal dan dinamika industri. Laba bersih 2024 mencapai 61% dari target yang ditetapkan, menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.

“Tahun 2024 bukan tahun yang mudah. Perusahaan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah yang melemah, stagnasi tarif penyeberangan, dan dinamika perilaku pengguna jasa yang menuntut kecepatan dan digitalisasi. Namun kami tetap mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan menjaga keberlangsungan operasional secara optimal,” jelas Heru.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |