Harga Emas Hari Ini Bergerak Hati-Hati, Tekanan Jual Masih Bayangi

7 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia dibuka dengan pergerakan hati-hati pada Selasa (4/11/2025), bergerak dalam kisaran sempit antara USD 3.900–4.050 per troy ounce. Hingga siang ini, logam mulia tersebut diperdagangkan di sekitar USD 4.010, setelah sempat menyentuh level terendah intraday di USD 3.962.

Pergerakan harga emas cenderung terbebani oleh sentimen global, terutama ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan bahwa pola candlestick harian dan indikator teknikal menunjukkan tekanan bearish masih mendominasi.

“Selama harga belum mampu menembus resistance di kisaran USD 4.026, potensi pelemahan lanjutan masih cukup besar,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

Menurutnya, jika tekanan jual berlanjut, emas berpotensi turun menuju area USD 3.959. Namun jika terjadi koreksi teknikal akibat aksi ambil untung jangka pendek, rebound terbatas bisa mengangkat harga menuju resistance sebelum menghadapi tekanan baru.

Fundamental Harga Emas

Dari sisi fundamental, pelemahan harga emas pada sesi Asia juga dipicu oleh meredanya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Beberapa pejabat bank sentral AS mengeluarkan pernyataan bernada hawkish, termasuk Michelle Bowman yang dijadwalkan berpidato hari ini.

Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga dua kali tahun ini ke kisaran 3,75%–4,00%, Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lebih lanjut “bukan sesuatu yang pasti”. Sikap hati-hati ini menguatkan Dolar AS dan menekan minat terhadap aset tanpa imbal hasil seperti emas.

Namun, data ekonomi AS terbaru menunjukkan tanda perlambatan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM turun menjadi 48,7 pada Oktober, di bawah ekspektasi 49,5, menandakan kontraksi aktivitas manufaktur. Kondisi ini bisa kembali memicu permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Dampak Geopolitik ke Harga Emas

Dari sisi geopolitik, kabar positif datang dari kesepakatan awal antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Gedung Putih mengumumkan bahwa Beijing akan melonggarkan pembatasan ekspor logam tanah jarang, sementara Washington menangguhkan sebagian tarif impor terhadap produk Tiongkok.

Kesepakatan yang dicapai usai pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di KTT APEC Korea Selatan ini sedikit meredakan ketegangan perdagangan global. Namun, bagi emas, berkurangnya risiko geopolitik justru menekan permintaan terhadap aset pelindung nilai tersebut.

Secara keseluruhan, Andy Nugraha menilai pergerakan emas masih dalam tren bearish terkendali.

“Selama harga belum mampu menembus di atas USD 4.026, potensi koreksi menuju USD 3.959 masih terbuka,” katanya. Ia menambahkan, pelaku pasar sebaiknya mencermati pernyataan pejabat The Fed dan data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |