Penyaluran Kredit Bank Melambat, Ini Bahayanya bagi Dunia Usaha

2 months ago 62

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan perlunya perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit yang saat ini masih belum optimal, guna mendukung pertumbuhan dunia usaha di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan menyusul data pertumbuhan kredit perbankan yang masih berada di level single digit pada kuartal pertama tahun 2025.

Menurut data terkini, pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2025 melanjutkan tren pelambatan, dengan angka bulan Mei sekitar 8,43% year-on-year turun dari 8,8% di April dan 9,16% di Maret, yang merupakan laju pertumbuhan terendah sejak pertengahan 2023. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan menyusutnya kelas menengah di Indonesia.

Misbakhun menyoroti sektor-sektor yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses kredit, seperti industri tekstil, pertambangan, dan hilirisasi. Sektor-sektor ini dianggap strategis untuk pengembangan ekonomi nasional, namun masih menghadapi kendala dalam penyaluran kredit yang cukup dari perbankan.

Hal ini berdampak pada terbatasnya investasi modal (capex) dan biaya operasional (opex) yang dapat dikeluarkan oleh pelaku usaha di sektor tersebut, sehingga menghambat ekspansi dan peningkatan produktivitas usaha.

Optimalisasi Penyaluran Kredit

Lebih lanjut, Misbakhun mengingatkan bahwa optimalisasi penyaluran kredit investasi dan modal kerja sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan sektor riil.

"Bagi sektor riil untuk tumbuh dan berkembang sangat membutuhkan dukungan proaktif dari perbankan. Pendekatan proaktif ini yang masih belum dirasakan oleh pelaku usaha", tegasnya. Data OJK menunjukkan bahwa kredit investasi tumbuh sekitar 13,74% dan kredit modal kerja sekitar 4,94% pada Mei 2025, namun masih perlu didorong lebih agresif agar dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha yang semakin kompleks.

"Perbankan diharapkan tidak hanya fokus pada pengelolaan kapital, tetapi juga lebih aktif dalam menyalurkan kredit kepada sektor-sektor produktif yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Penyaluran kredit yang lebih optimal akan memperkuat kapasitas dunia usaha dalam melakukan ekspansi bisnis, meningkatkan daya saing, serta menciptakan lapangan kerja baru. Langkah ini sekaligus mendukung program-program ekonomi yang digariskan dari kebijakan Presiden Prabowo," ujar Misbakhun.

Di samping itu Misbakhun juga menekankan pentingnya sinergi antara regulator, perbankan, dan pelaku usaha untuk mengatasi hambatan dalam penyaluran kredit, khususnya di sektor-sektor yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional dapat terus didukung oleh pembiayaan pembangunan yang memadai dan tepat sasaran.

OJK: Kredit Perbankan hanya Tumbuh 8,43 Persen

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Mei 2025 mencapai 8,43 persen secara tahunan (year-on-year), menjadi Rp7.997,63 triliun.

"Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada bulan Mei 2025, kredit tumbuh 8,43 persen year-on-year, menjadi sebesar Rp7.997,63 triliun," ujar Kepala Eksekutif Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDKB Juni 2025, Selasa (8/7/2025).

Namun, di balik capaian tersebut, kinerja penyaluran kredit kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) justru menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah, hanya 2,17 persen yoy.

Jadi Tulang Punggung Ekonomi

Padahal, UMKM disebut-sebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Di sisi lain, kredit korporasi justru tumbuh pesat hingga 11,92 persen, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit nasional.

"Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,92 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,17 persen, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada upaya-upaya pemulihan kualitas kredit UMKM dewasa ini," ujarnya.

Kendati demikian, Dian mengatakan bahwa pihak bank saat ini masih fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM yang sempat terpukul selama pandemi. Ini membuat pertumbuhan penyaluran ke sektor ini cenderung tertahan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |