Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua jawaban dalam wawancara kerja bisa membuat kandidat terlihat menarik di mata perusahaan. Bahkan, ada jawaban tertentu yang justru bisa menjadi “sudden death” alias kesalahan fatal hingga langsung menggugurkan peluang.
Hal ini oleh seorang CEO sekaligus praktisi karier Suzy Welch. Ia menuturkan pengalamannya bersama seorang mahasiswa MBA yang terlihat sempurna di atas kertas.
"Mahasiswa ini cerdas, komunikatif, tulus, pekerja keras, lulusan kampus ternama, dan punya pengalaman di firma konsultan top. Profil seperti ini biasanya jadi rebutan," ujar dia seperti dikutip dari CNBC, Minggu (31/8/2025).
Namun kenyataannya, mahasiswa tersebut terus gagal dalam wawancara kerja. Setelah ia mengajaknya melakukan simulasi, masalahnya pun terungkap.
"Saat saya tanyakan pertanyaan klasik, ‘Apa tujuan karier jangka panjang Anda?’, ia menjawab dengan senyum, ‘Saya ingin suatu hari membangun bisnis sendiri.’ Bagi saya sebagai CEO, itu adalah jawaban sudden death," tegasnya.
Dia menilai, jawaban tersebut memberi sinyal kandidat sudah merencanakan keluar dari perusahaan bahkan sebelum bergabung. Padahal, perusahaan biasanya membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk menilai investasi pada karyawan baru sepadan.
3 Jawaban yang Harus Dihindari dan Cara Memperbaikinya
"Alih-alih mengatakan ingin membangun bisnis sendiri, jawaban yang lebih tepat adalah menunjukkan ambisi tumbuh dan memimpin di dalam perusahaan yang sedang mewawancarai Anda," tambahnya.
Ia menekankan, wawancara kerja adalah momen untuk menunjukkan motivasi, komitmen, serta keselarasan dengan tujuan perusahaan. Jawaban yang salah bisa menjadi penghalang besar, bahkan untuk kandidat paling berbakat sekalipun.
Berikut tiga jawaban yang harus dihindari, beserta cara memperbaikinya:
3 Jawaban yang Harus Dihindari dan Cara Memperbaikinya
1. "Saya ingin punya bisnis sendiri suatu hari nanti."
Bagi perekrut, jawaban ini terdengar seperti rencana keluar bahkan sebelum Anda masuk.
Kenapa? Karena setiap perusahaan tahu pada awalnya, karyawan baru lebih banyak menyerap biaya daripada menghasilkan. Rata-rata, butuh sekitar tiga tahun sampai seorang pegawai mulai memberi keuntungan nyata. Jika Anda memberi sinyal akan hengkang untuk merintis bisnis sendiri, perusahaan tidak akan mau mengambil risiko.
Mahasiswa saya mengira jawaban itu menunjukkan ambisius. Jika memang demikian, tapi cara mengungkapkannya perlu diubah. Contoh yang lebih tepat:
"Tujuan karier saya adalah mencapai posisi kepemimpinan, memanfaatkan ambisi dan inisiatif saya, di perusahaan ini."
Work Life Balance
2. "Saya mengutamakan work-life balance dan self-care."
Hampir semua orang menginginkan keseimbangan hidup. Namun, jika Anda menekankan ini sebagai prioritas utama, banyak manajer rekrutmen langsung mencoret nama Anda.
Perusahaan mencari kandidat yang termotivasi, ingin berprestasi, dan punya tujuan sejalan dengan visi mereka. Produktivitas dan semangat begitu penting.
Riset Becoming You Labs menunjukkan 65 persen Gen Z menjadikan self-care sebagai nilai utama. Itu wajar, tapi saat wawancara, Anda juga perlu menyesuaikan dengan nilai perusahaan.
Contoh jawaban yang lebih kuat:
"Saya peduli dengan kesejahteraan diri, tapi saya paling terdorong oleh pertumbuhan, pencapaian, dan menjadi bagian dari tim berperforma tinggi."
Jawaban ini menunjukkan sisi manusiawi, tapi juga ambisius.
Dibutuhkan Penjelasan Rinci
3. "Saya terkena dampak PHK di perusahaan sebelumnya."
Sekilas jawaban ini terdengar biasa saja. Namun, eksekutif berpengalaman tahu saat terjadi PHK, sering kali karyawan terbaik dipertahankan atau dipindahkan ke divisi lain. Jadi, muncul pertanyaan: kenapa Anda tidak termasuk di dalamnya?
Karena itu, penjelasan perlu lebih rinci dan strategis. Misalnya:
"Perusahaan saya keluar dari lini bisnis tertentu, sehingga keahlian saya tidak relevan di struktur baru."
Atau, jika ingin tampil lebih autentik (yang sering dihargai), Anda bisa berkata:
“PHK itu mengajarkan saya satu hal penting: dunia bisnis selalu berubah. Karena itu, saya harus terus memperluas keterampilan saya lewat pelatihan.”
Kunci Sukses
Pasar kerja saat ini semakin kompetitif. Mendapat undangan wawancara saja sudah menjadi perjuangan. Itu sebabnya, setiap jawaban harus tepat sasaran.
Ingat aturan emas ini: Tunjukkan Anda ingin berada di perusahaan tersebut, berkembang di sana, dan berkontribusi besar di sana. Jika jawaban Anda tidak mencerminkan hal itu, sebaiknya pikirkan ulang sebelum diucapkan.