5 Paket Stimulus Belum Mampu Topang Ekonomi Indonesia

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menilai, 5 paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun yang digelontorkan pemerintah belum cukup kuat untuk menopang ekonomi Indonesia, khususnya dalam menjaga daya beli masyarakat.

"Efek stimulus ke daya dorong konsumsi rumah tangga sangat terbatas, dan nominal bantuan masih terlalu kecil. Apalagi diskon listrik 50 persen dibatalkan," ujar Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (5/6/2025).

Menurut dia, permasalahan utama adalah ruang lingkup bantuan subsidi upah yang belum banyak menyentuh pekerja informal, termasuk mitra pengemudi ojek online (ojol) hingga pekerja paruh waktu (outsourcing).

"Karena datanya masih pakai BPJS ketenagakerjaan. Padahal pekerja informal ini urgent diberi gelontoran stimulus," dia menekankan.

Selain itu, ia menambahkan, momentum libur sekolah tergolong kecil dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga dan permintaan sektor industri. Di sisi lain, masyarakat pasca libur sekolah harus dihadapkan pada belanja tahun ajaran baru.

"Masalah fundamental yang harus pemerintah respon secara paralel adalah pembukaan lapangan kerja baru," pinta Bhima.

Bisa Jaga Daya Beli Masyarakat

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini, 5 paket stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah bisa menjadi tools bagi pemerintah di tengah situasi global yang tak pasti.

Airlangga menyatakan, pemangkasan proyeksi OECD terhadap pertumbuhan ekonomi global jadi pertanda bagi pemerintah, agar tetap bisa menjaga daya beli masyarakat. Salah satunya dengan menggelontorkan 5 paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun.

"Salah satunya kemarin telah diluncurkan 5 paket stimulus yang diharapkan ini bisa menjaga terhadap industri-industri padat karya yang juga terdampak terhadap ekspor ke Amerika," ungkapnya.

Negara Lain Juga Melakukan

Tak hanya Indonesia, Airlangga mengatakan, negara lain juga telah menggelontorkan kebijakan paket stimulus ekonomi. Untuk menjaga tingkat daya beli masyarakat di tengah adanya kebijakan tarif Trump.

"Memang kami juga monitor dari berbagai negara di OECD, sebagian besar juga membuat paket-paket agar bisa menjaga daya beli masyarakatnya dalam situasi seperti sekarang," ucap dia.

Adapun Pemerintah RI melalui Kementerian Keuangan bakal memberikan paket stimulus ekonomi selama Juni-Juli 2025, dengan total anggaran Rp 24,44 triliun. Terdiri dari Rp 23,59 triliun berasal dari APBN, dan Rp 0,85 triliun dari non-APBN.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |