Buka Karya Kreatif Indonesia 2025, Bos BI Ungkap Alasan UMKM Pilar Ekonomi RI

1 month ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jadi pilar ekonomi nasional. Besarnya porsi UMKM hingga daya tahannya menjadi kekuatan utama.

"UMKM selalu kita tegaskan menjadi pilar penting dari ekonomi Indonesia untuk Indonesia maju," kata Perry saat membuka Karya Kreatif Indonesia 2025, di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Dia mengungkapkan setidaknya ada 3 alasan yang mendasari hal tersebut. Pertama, jumlah di Indonesia yang mencapai 65 juta UMKM. Jumlah ini mampu menopang pergerakan ekonomi nasional.

Kedua, UMKM terbukti memiliki daya tahan yang kuat terhadap gelojak ekonomi global. Ketiga, UMKM menjadi tulang punggung keluarga.

"UMKM selalu berdaya tahan Apalagi sekarang kondisi global sedang naik turun UMKM tetap akan terus berjalan. Yang ketiga ini yang betul-betul harus kita sampaikan, UMKM sebagian besar adalah wanita tulang punggung keluarga," tegasnya.

"Dari ibu-ibu UMKM maju tidak hanya bisa hidup, tapi juga membiayai sekolah. Saya yakin banyak diantara pemimpin disini adalah dibiayai dari UMKM, termasuk Gubernur BI, bisa jadi Gubernur BI karena dibiayai dari ekonomi kerakyatan," sambungnya.

Libatkan 1.100 UMKM

Karya Kreatif Indonesia 2025 ini melibatkan setidaknya delapan Kementerian/Lembaga dan Bank Indonesia. Ada 362 UMKM yang terlibat pada pameran pelaksanaan secara luring di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan.

Sementara itu, dalam pameran daring melibatkan 1.100 UMKM dari seluruh Indonesia. Perry mengajak semua pihak untuk mendukung UMKM.

"Mari kita bersama perkuat sinergi untuk membangun UMKM sebagai pilar penting dari ekonomi Indonesia, pertumbuhan, kemudian ketahanan, tapi juga UMKM sebagai untuk creating the future leader, sinergi menjadi penting," tegas dia.

BI Rate Jadi Angin Segar UMKM

Diberitakan sebelumnya, Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 5,50%, serta langkah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menurunkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) menjadi 4% diperkirakan membawa dampak positif bagi sektor riil, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor padat karya.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede menyatakan penurunan kedua indikator ini berpotensi mendorong permintaan kredit dari pelaku UMKM dan perusahaan padat karya, yang umumnya sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.

"Penurunan BI-Rate dan TBP berpotensi mendorong permintaan kredit, terutama dari sektor UMKM dan padat karya yang sensitif terhadap suku bungam," kata Josua kepada Liputan6.com, Jumat (30/5/2025).

Bisa Ekspansi

Dia menuturkan, dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, UMKM dapat lebih mudah mengakses pembiayaan untuk ekspansi atau menjaga arus kas, terutama dalam menghadapi tekanan biaya produksi pasca-kenaikan upah dan harga bahan baku.

Ia menambahkan, penurunan suku bunga juga akan mendorong sektor padat karya untuk mempertahankan tenaga kerja dan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi. Hal ini dinilai dapat mempercepat pemulihan konsumsi rumah tangga serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

"Di sektor padat karya, suku bunga yang lebih rendah dapat membantu perusahaan mempertahankan tenaga kerja dan meningkatkan utilisasi kapasitas, yang pada gilirannya mendukung pemulihan konsumsi rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |