CEO AWS Matt Garman Ungkap Rahasia Senjata Utama Hadapi Era AI

4 weeks ago 29

Liputan6.com, Jakarta - CEO Amazon Web Services Matt Garman, memiliki kepercayaan yang bertentangan dengan masyarakat umum. Dia menilai untuk berhasil dalam waktu dekat seseorang tidak memerlukan gelar pembelajaran mesin atau keterampilan teknis tinggi lainnya.

Dia menuturkan, dengan semakin banyaknya perangkat berbasis kecerdasan buatan yang terintegrasi ke dunia kerja, perusahaan kini lebih mengutamakan “soft skills” seperti kreativitas, kemampuan beradaptasi, dan berpikir kritis.

Ia bahkan menasihati anaknya yang masih duduk di bangku SMA untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis di perguruan tinggi, apa pun mata kuliah yang diambil.

“Saya pikir bagian dari kuliah adalah membangun pemikiran kritis,” kata Garman. “Ini bukan tentang pengembangan keterampilan, melainkan tentang bagaimana menjadi seorang pemikir kritis? Dalam beberapa hal, saya pikir itu justru akan menjadi keterampilan terpenting di masa depan, seperti dikutip dari CNBC, Senin (18/8/2025).

Ia menambahkan keterampilan berpikir kritis akan menjadi kunci sukses terbesar bagi banyak orang di era kecerdasan buatan (AI).

Harus Kreatif dan Berpikir Kritis

“Anda harus kreatif. Anda harus pandai berpikir kritis. Dan Anda harus fleksibel,” kata Garman. “Saya pikir kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru dan beradaptasi akan sama pentingnya dengan keterampilan apa pun yang Anda pelajari.”

Daftar keterampilan dan tugas administratif yang bisa direplikasi oleh perangkat AI terus bertambah setiap hari. Amazon, tempat Garman bekerja, termasuk di antara banyak perusahaan yang berencana memangkas jumlah karyawan korporat seiring meningkatnya penggunaan perangkat dan agen AI pada tahun-tahun mendatang.

AI Belum Mampu Tandingi Kecerdasan Manusia

Namun, penelitian menunjukkan AI masih belum mampu menandingi kecerdasan manusia dalam hal pemikiran kritis dan kreativitas untuk menghasilkan ide-ide baru serta membuat penilaian yang lebih bernuansa.

Butuh Manusia

CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan menyebut kemampuan tersebut bisa menjadi “keterampilan paling berharga di masa depan” bagi pekerja manusia, khususnya mereka yang berperan dalam mengkurasi dan menyempurnakan hasil kerja AI, dalam sebuah acara di Howard University pada Januari 2024

“AI dapat menghasilkan banyak ide hebat, tetapi Anda tetap membutuhkan manusia untuk mengatakan, ‘Inilah yang diinginkan orang lain,’” kata Altman.

Siswa dapat melatih keterampilan berpikir kritis hampir di semua bidang studi, sementara pekerja dapat mengembangkannya melalui kebiasaan sederhana sehari-hari, seperti bermain permainan strategi atau membiasakan diri mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam, menurut sejumlah penelitian.

Beberapa kursus daring juga menawarkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan komunikasi, termasuk program gratis dari Universitas Harvard melalui edX.

Dua Keterampilan yang Penting

Setelah keterampilan tersebut terasah, Anda bisa menunjukkannya kepada calon pemberi kerja dengan menyoroti pengalaman nyata, misalnya bagaimana Anda memecahkan masalah kompleks di tempat kerja atau dengan mengajukan pertanyaan yang bijaksana dan relevan.

Hal ini menurut pakar karier LinkedIn Andrew McCaskill dalam wawancara dengan Make It pada Januari 2022, mencerminkan rasa ingin tahu sekaligus kemampuan komunikasi yang kuat.

Dua Keterampilan Lunak yang Tak Kalah Penting

Garman juga menekankan dua keterampilan lunak lain yang tak kalah penting untuk masa kini maupun masa depan: kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru, termasuk alat dan agen berbasis AI, serta keterampilan komunikasi yang efektif dengan rekan kerja maupun pelanggan.

Empati dan Kecerdasan Emosional

Dalam hal komunikasi, manusia masih memiliki keunggulan dibanding AI. Penelitian menunjukkan bahwa manusia mampu menangkap isyarat sosial, menunjukkan empati dan kecerdasan emosional, mendengarkan secara aktif, hingga memberikan umpan balik yang bermakna. Hal itu merupakan sesuatu yang belum bisa sepenuhnya ditiru oleh teknologi.

"(Keterampilan-keterampilan itu) penting saat ini. Saya pikir keterampilan-keterampilan itu akan sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting (di masa depan),” kata Garman.

Seiring banyak perusahaan berencana mengintegrasikan lebih banyak perangkat AI ke dalam lingkungan kerja, perekrut kini semakin mencari calon karyawan dengan kemampuan beradaptasi agar mampu mengikuti perkembangan teknologi, menurut unggahan blog LinkedIn pada Februari 2024.

Meski AI bisa mengambil alih berbagai tugas administratif, Garman menekankan bahwa sebagian besar pelanggan tetap menginginkan interaksi dengan manusia baik untuk mendapatkan wawasan yang lebih personal maupun perhatian yang tulus, sesuatu yang belum dapat digantikan sepenuhnya oleh mesin.

"Keterampilan interpersonal tersebut akan terus menjadi sangat penting untuk waktu yang lama,” katanya.  

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |