Daftar Harga Emas Perhiasan Hari Ini 24 September 2025

1 month ago 39

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 23 September 2025. Kenaikan harga emas dunia ini terjadi setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menyuarakan kekhawatirannya terhadap kondisi ekonomi AS.

Mengutip CNBC, Rabu (24/9/2025), harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi USD 3.778 per ounce. Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 1% menjadi USD 3.811,30 per ounce.

“Risiko jangka pendek terhadap inflasi cenderung naik dan risiko terhadap ketenagakerjaan cenderung turun, sebuah situasi yang menantang,” ujar Powell.

“Risiko dua sisi berarti tidak ada jalur bebas risiko,” ia menambahkan.

Di tengah kenaikan harga emas dunia itu? Bagaimana pergerakan harga emas perhiasan pada Rabu, 24 September 2025?

Harga emas perhiasan di Laku Emas menguat ke posisi Rp 1.771.000 per gram pada Rabu, 24 September 2025. Di Laku Emas, harga emas perhiasan ini naik dari perdagangan Selasa, 23 September 2025 di posisi Rp 1.757.000 per gram.

Sementara itu, di Raja Emas Indonesia, harga emas perhiasan per gram sudah menyentuh Rp 1.925.000 per gram.

Berikut rincian harga emas perhiasan di Laku Emas pada Rabu, 24 September 2025:

Harga Emas Perhiasan di Laku Emas

  • 24K (99%): Rp 1.771.000
  • 23K: Rp 1.576.000
  • 22K: Rp 1.511.000
  • 21K: Rp 1.445.000
  • 20K: Rp 1.375.000
  • 19K: Rp. 1.305.000
  • 18K: Rp 1.234.000
  • 17K: Rp 1.164.000
  • 16K: Rp 1.094.000
  • 15K: Rp 1.024.000
  • 14K: Rp 955.000
  • 13K: Rp 888.000
  • 12K: Rp 818.000
  • 11K: Rp 748.000
  • 10K: Rp 679.000
  • 9K: Rp 609.000

Harga Emas Perhiasan di Raja Emas

Berikut harga emas perhiasan di Raja Emas pada Rabu, 24 September 2025:

  • K24*: Rp 1.925.000                    
  • K24: Rp 1.815.000
  • K23: Rp 1.574.000
  • K22: Rp 1.505.000
  • K21: Rp 1.438.000
  • K20: Rp 1.369.000
  • K19: Rp 1.300.000
  • K18: Rp 1.233.000
  • K17: Rp 1.164.000
  • K16: Rp 1.095.000
  • K15: Rp 1.028.000
  • K14: Rp 959.000
  • K13: Rp 890.000
  • K12: Rp 823.000
  • K11: Rp 754.000
  • K10: Rp 685.000
  • K9: Rp 617.000
  • K8: Rp 548.000
  • K7: Rp 480.000
  • K6: Rp 412.000
  • K5: Rp 343.000.
  •  

Harga Emas Meroket, Intip Strategi Investasinya

Sebelumnya, harga emas dunia melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah pada Senin lalu. Kondisi ini dipicu oleh penantian investor terhadap data inflasi utama serta sinyal dari pejabat Federal Reserve terkait potensi penurunan suku bunga lanjutan.

Dilansir dari CNBC pada Selasa, (23/9/2025), harga emas spot kini berada di atas USD 3.700 per ounce troy. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah mencetak rekor baru hampir 36 kali dan naik lebih dari 40% hingga Jumat lalu.

Emas, yang dikenal sebagai aset "safe-haven", memang cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah serta ketidakpastian politik dan ekonomi.

Berdasarkan penelitian oleh Federal Reserve Bank of Chicago, emas dianggap sebagai pelindung saat ekonomi dalam masa sulit.

Kriteria Emas

Kepala Ekuitas Global dan Aset Riil di Wells Fargo Investment Institute, Sameer Samana menyatakan, emas memenuhi semua kriteria tersebut.

Analis Wells Fargo juga memprediksi, pembelian emas yang terus-menerus oleh bank sentral global dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan menopang pertumbuhan permintaan logam mulia.

Penasihat investasi di Ritholtz Wealth Management, Blair duQuesnay mengakui, tidak diragukan lagi, tren emas sedang naik dan menarik banyak perhatian investor.

Bagaimana Cara Berinvestasi Emas?

Untuk berinvestasi emas, para ahli menyarankan dua cara utama yaitu membeli emas fisik atau investasi keuangan terkait emas.

Namun, mayoritas ahli lebih merekomendasikan investasi melalui Exchange-Traded Fund (ETF) yang melacak harga emas fisik. Instrumen ini dianggap sebagai cara paling efisien dan likuid untuk mendapatkan eksposur terhadap emas.

Beberapa ETF emas terbesar dan paling populer antara lain SPDR Gold Shares (GLD) dan iShares Gold Trust (IAU).

"ETF emas adalah cara paling likuid, efisien dari sisi pajak, dan berbiaya rendah untuk berinvestasi emas," kata duQuesnay.

Menurut dia, memiliki emas fisik seperti koin atau batangan justru kurang efisien karena biaya transaksi dan penyimpanan yang lebih tinggi.

Alternatif Lain

Alternatif lain seperti saham perusahaan tambang emas juga tidak disarankan karena harganya lebih bergantung pada fundamental bisnis, bukan harga emas itu sendiri.

Meskipun harga emas sedang naik, para penasihat keuangan umumnya menyarankan untuk membatasi eksposur emas kurang dari 3% dari total portofolio investasi. DuQuesnay sendiri mengaku tidak memasukkan emas dalam portofolio kliennya.

"Apakah kita berada di babak ketiga atau babak kesembilan dari reli ini? Emas dihargai sebagai komoditas, dan itu membuatnya sulit untuk menentukan fundamentalnya," ujar duQuesnay.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |