Liputan6.com, Jakarta Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam naik pada perdagangan Selasa (10/6/2025). Harga emas Antam kembali melonjak usai cenderung stabil dalam dua hari ini.
Dikutip dari laman resmi Antam logammulia.com, harga emas Antam hari ini, Selasa 10 Juni 2025 masih dibanderol Rp 1.909.000 per gram. Sedangkan perdagangan sebelumnya kemarin Rp 1.904.000 per gram
Demikian juga harga buyback atau pembelian kembali oleh Antam juga naik Rp 5.000. Harga emas buyback masih ditetapkan Rp 1.753.000 per gram.
Harga emas buyback ini berlaku jika konsumen ingin menjual kembali emas yang dimilikinya ke Antam.
Adapun harga tertinggi emas Antam tercatat pada 22 April 2025 sebesar Rp 2.016.000 per gram, dan harga buyback tertinggi di Rp 1.865.000 per gram.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini
- Harga emas 0,5 gram: Rp 1.004.500.
- Harga emas 1 gram: Rp 1.909.000.
- Harga emas 2 gram: Rp 3.758.000.
- Harga emas 3 gram: Rp 5.612.000.
- Harga emas 5 gram: Rp 9.320.000.
- Harga emas 10 gram: Rp 18.585.000.
- Harga emas 25 gram: Rp 46.337.500.
- Harga emas 50 gram: Rp 92.595.000.
- Harga emas 100 gram: Rp 185.112.000.
- Harga emas 250 gram: Rp 462.515.000.
- Harga emas 500 gram: Rp 924.820.000.
- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.849.600.000.
Harga Emas Dunia Naik Tipis di Tengah Pembicaraan Dagang AS-Tiongkok di London
Sebelumnya, harga emas dunia naik tipis pada perdagangan hari Senin, didukung oleh melemahnya dolar AS. Investor terus mencermati putaran terakhir pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok di London.
Mengutip CNBC, Selasa (10/6/2025), harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi USD 3.334,99 per ons, setelah turun ke level terendah lebih dari satu minggu di awal sesi. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi USD 3.355,6 per ons.
Indeks dolar AS tetap lemah, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Pejabat senior AS dan Tiongkok bertemu di London untuk perang tarif yang telah mengguncang dunia sejak awal April. Pertemuan di London ini untuk membahas tarif yang dikenakan pada produk masing-masing negara di tahun ini.
Bulan lalu, kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan jeda sementara setelah saling berbalas tarif hingga di atas 120%. Jeda ini memberikan sedikit kelegaan bagi investor.
"Dalam jangka pendek, jika ada hasil positif dari pertemuan tersebut, itu bisa sedikit negatif untuk emas, tetapi tidak terlalu banyak," kata analis komoditas TD Securities Bart Melek.
"Ekonomi yang lebih lemah, kemungkinan penurunan suku bunga, dan momentum yang lebih rendah di sisi selera risiko membuat orang beralih ke emas. Dan, tentu saja ekspektasi inflasi yang lebih tinggi," kata Melek.
Rusia vs Ukraina
Di tempat lain, Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah menguasai lebih banyak wilayah di wilayah timur-tengah Ukraina di Dnipropetrovsk, tempat Kremlin mengatakan pertempuran sebagian ditujukan untuk menciptakan "zona penyangga."
Emas sebagai aset safe haven menjadi lebih menarik selama periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak menghasilkan.
Investor juga menunggu data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Jumat ini dalam upaya untuk mengukur kesehatan ekonomi negara tersebut dan memprediksi lintasan penurunan suku bunga Federal Reserve.
Data selama akhir pekan menunjukkan bahwa bank sentral China menambah emas ke cadangannya pada bulan Mei selama tujuh bulan berturut-turut.