Industri Ini Ketiban Berkah dari Pertumbuhan Populasi Negara ASEAN

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan populasi urban, terutama di Vietnam, Indonesia, dan Malaysia, mendorong peningkatan permintaan terhadap produk industri pemanas air dalam satu dekade terakhir. 

"Tren utama yang terlihat dalam pasar water heater meliputi kebutuhan akan solusi pemanas air hemat energi, serta hadirnya IoT (internet of things) connectivity dengan smart controls dan digital interfaces yang semakin diminati oleh konsumen modern yang kompeten secara teknologi dan berorientasi pada efisiensi," kata VP Marketing Modena Teddy Wijaya, Rabu (24/9/2025).

Menurut data Global Market Insights, pasar water heater Asia Pasifik bernilai USD 10,5 miliar pada 2024, dan diproyeksikan tumbuh dari USD 11 miliar pada 2025 menjadi USD 18,6 miliar pada 2034, dengan CAGR 6%.

Modena melihat tren ini sebagai peluang untuk menghadirkan solusi inovatif. Produk water heater telah menjadi top 4 selling product di MODENA. Sepanjang tahun 2025, MODENA melakukan pembaruan pada lini water heater dengan menghadirkan 10 produk electric storage water heater, 2 produk electric instant water heater, dan 3 produk gas instant water heater terbaru.

Dari total jajaran ini, terdapat 2 produk yang sudah terintegrasi dengan teknologi IoT untuk memberikan kemudahan kontrol pintar bagi pengguna.

Modena pu kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih Brand Choice Award Special Achievement for Home & Living 2025 untuk produk water heater.

Industri Tumbuh 5,6%: Kemenperin Ungkap Bukti Valid di Balik Lonjakan Manufaktur

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa kinerja sektor industri pengolahan nasional pada kuartal II-2025 mencerminkan kondisi yang kuat dan valid, meskipun sempat menuai kritik dari sejumlah ekonom yang mempertanyakan ketidaksesuaian antara data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan hasil PMI manufaktur versi S&P Global.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menegaskan bahwa pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,60% pada kuartal II-2025 sesuai dengan data dan indikator yang kredibel seperti Indeks Kepercayaan Industri (IKI), Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI), capaian investasi, serta ekspor industri.

“Angka dari BPS sudah akurat. Hasil IKI dan PMI BI menunjukkan industri manufaktur konsisten berada di atas level 50 sepanjang kuartal II-2025, artinya dalam fase ekspansif,” kata Febri dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).

Industri Tumbuh di Atas Ekonomi NasionalBPS mencatat bahwa industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,60% secara tahunan (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,12%. Kontribusi industri ini terhadap PDB nasional juga meningkat dari 16,72% menjadi 16,92% dibandingkan kuartal II tahun sebelumnya.

IKI Juli 2025 tercatat sebesar 52,89, naik dibandingkan bulan sebelumnya (51,84) dan lebih tinggi dari Juli 2024. Kemenperin menilai ini sebagai indikator optimisme dan ketahanan industri nasional di tengah tekanan global dari negara mitra dagang seperti AS, Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

IKI Dinilai Lebih Representatif daripada PMI Global

Menanggapi kritik soal perbedaan data dengan PMI S&P Global, Febri menegaskan Kemenperin tak menggunakan PMI S&P sebagai rujukan kebijakan. Menurutnya, IKI dan PMI BI jauh lebih representatif dan relevan untuk kebutuhan nasional.

IKI dihimpun dari sekitar 3.100 perusahaan per bulan, jauh lebih banyak dari survei PMI S&P Global yang hanya mencakup 500 perusahaan. IKI juga menganalisis 23 subsektor manufaktur dan mencakup aspek produksi, permintaan, kapasitas, tenaga kerja, hingga ekspektasi bisnis.

“IKI diolah oleh pakar statistik IPB dan divalidasi oleh ekonom UI. Selain lebih akurat, IKI mampu menunjukkan kondisi tiap subsektor industri secara spesifik dan digunakan langsung dalam perumusan kebijakan,” jelas Febri.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |