Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy, Perkuat Suara Indonesia di Forum Global

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini diangkat sebagai salah satu penasihat di Bloomberg New Economy. Penunjukan ini menempatkan Jokowi di antara para pemimpin global yang akan memberikan masukan strategis. Kehadirannya diharapkan dapat memperkuat perspektif dari negara berkembang dalam diskusi ekonomi dunia.

Dewan penasihat ini dibentuk untuk memberikan pandangan mendalam di tengah berbagai perubahan besar yang melanda dunia. Perubahan tersebut mencakup dinamika perdagangan, investasi, teknologi, hingga ancaman krisis iklim. Misi Bloomberg New Economy menjadi semakin relevan di tengah kekuatan yang mengubah ekonomi global.

Pengangkatan Jokowi sebagai penasihat di Bloomberg New Economy ini merupakan pengakuan atas rekam jejak kepemimpinannya. Ia akan berkontribusi dalam mencari solusi demi kesejahteraan bersama. Ini menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam forum ekonomi global.

Peran Strategis Dewan Penasihat Global

Dewan penasihat Bloomberg New Economy memiliki tugas krusial dalam menyikapi perubahan global. Mereka bertugas memberikan masukan strategis yang komprehensif. Perubahan besar dalam perdagangan, investasi, teknologi, dan krisis iklim memerlukan panduan yang kuat.

Misi utama Bloomberg New Economy adalah mempertemukan pemimpin pemerintahan dan perusahaan global. Tujuannya untuk mencari solusi konkret demi kesejahteraan bersama di seluruh dunia. Forum ini berupaya menjembatani dialog di tengah pergeseran peta ekonomi global.

Saat ini, dunia menghadapi ketidakpastian geopolitik, kemajuan teknologi pesat, dan krisis iklim yang semakin membesar. Oleh karena itu, menemukan titik temu dan membangun kemakmuran global menjadi semakin penting. Peran dewan penasihat ini sangat vital dalam mencapai tujuan tersebut.

Tokoh Dunia Lain di Jajaran Penasihat

Joko Widodo bergabung dengan 21 anggota dewan penasihat lainnya yang memiliki rekam jejak kepemimpinan luar biasa. Dewan ini dibentuk pada April 2025, dengan pemilihan anggota berdasarkan pengalaman individu tingkat tinggi. Mereka berasal dari bidang bisnis, pemerintahan, dan organisasi multilateral.

Beberapa tokoh kunci lainnya termasuk Gina Raimondo, mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) dan mantan Gubernur Rhode Island. Raimondo dikenal sebagai pengusaha dan pemodal ventura dengan pengalaman menjembatani sektor publik dan swasta. Ia menekankan pentingnya menemukan titik temu dan membangun kemakmuran global.

Selain itu, Mario Draghi, mantan Perdana Menteri Italia dan mantan Presiden Bank Sentral Eropa, juga menjabat sebagai Co-Ketua dewan penasihat ini. Kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh ini menunjukkan komitmen Bloomberg New Economy. Mereka bertekad untuk menghadirkan perspektif yang beragam dan mendalam.

Agenda dan Pertemuan Mendatang di Singapura

Pertemuan Bloomberg New Economy berikutnya telah direncanakan akan berlangsung di Singapura. Acara penting ini akan diadakan pada tanggal 19-21 November 2025. Forum ini menjadi platform bagi para pemimpin global untuk berdiskusi dan berkolaborasi.

Pertemuan tersebut akan mengusung tema yang relevan dengan kondisi dunia saat ini, yaitu "Thriving in an Age of Extremes". Tema ini mencerminkan tantangan dan peluang di tengah kondisi ekstrem yang dihadapi ekonomi global. Diskusi akan fokus pada cara beradaptasi dan berkembang dalam situasi tersebut.

Bloomberg New Economy sendiri lahir pada tahun 2018 sebagai inisiatif global untuk memfasilitasi dialog. Forum ini menyadari bahwa kekuatan ekonomi global tidak lagi terpusat di Barat, melainkan bergeser ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pergeseran ini dipicu oleh faktor demografi, globalisasi, dan digitalisasi yang terus berkembang.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |