Kata Ekonom Soal Program Cek Kesehatan Gratis: Bisa Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta Cek Kesehatan Gratis (CGK) menjadi salah satu program andalan dari Presiden Prabowo Subianto. Program yang diluncurkan pada Februari 2025 itu menyediakan layanan skrining kesehatan tanpa biaya bagi seluruh masyarakat.

Cek Kesehatan Gratis pun bertujuan untuk mendeteksi secara dini berbagai penyakit kronis seperti jantung, stroke, kanker, TBC, serta gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Program andalan Presiden Prabowo Subianto itu pun memakan anggaran kesehatan mencapai Rp47,6 triliun, atau sekitar 21,8% dari total alokasi anggaran kesehatan di APBN hingga saat ini.

Melihat hal tersebut, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai bahwa alokasi tersebut menunjukkan komitmen pemerintah menciptakan langkah preventif yang kuat di bidang kesehatan masyarakat. 

“Efektivitas dari alokasi ini terlihat dari jumlah pengguna yang telah memanfaatkan layanan pemeriksaan gratis di puskesmas yang mencapai lebih dari 4 juta orang hingga April 2025,” ujarnya.

Josua pun mengatakan, pendekatan preventif seperti program CKG memiliki dampak ekonomi jangka panjang yang signifikan karena dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

“Melalui deteksi dini penyakit kronis dan kondisi kesehatan lainnya, masyarakat dapat memperoleh pengobatan lebih awal, mengurangi risiko komplikasi yang memerlukan pengobatan mahal, serta menghindari penurunan produktivitas kerja akibat sakit berkepanjangan,” katanya.

“Dengan begitu, program ini secara tidak langsung dapat mengurangi beban biaya kesehatan nasional secara keseluruhan, sekaligus mendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui populasi yang lebih sehat dan aktif secara ekonomi,” jelas Josua.

Kurangi Beban JKN

Di sisi lain, Josua mengungkapkan bahwa program CKG memiliki potensi besar dalam mengurangi beban pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

“Dengan mencegah atau mengidentifikasi kondisi kesehatan sejak awal, biaya perawatan medis yang biasanya dibebankan pada sistem JKN dapat ditekan secara substansial,” ungkapnya.

Josua membeberkan, program CKG juga dapat berdampak positif pada keberlanjutan fiskal dan efektivitas pengelolaan dana JKN. 

Pasalnya, Menurut Josua, beban biaya pengobatan untuk penyakit kronis yang terlambat terdeteksi seringkali sangat tinggi. 

“Dengan demikian, pendekatan preventif ini sangat relevan sebagai strategi fiskal dan kesehatan yang berkelanjutan untuk masa depan Indonesia,” ujarnya.

Jangkau Lebih dari 4 Juta Masyarakat

Sebelumnya, Wakil Menteri keuangan, Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah diakses lebih dari 4,4 juta pendaftar.

Suahasil pun menyebut, program CKG menunjukkan tren peningkatan jumlah peserta setiap bulannya. 

“Kita lihat terjadi peningkatan terus sejak bulan Februari, Maret, April dan tentu kita harapkan pemeriksaan kesehatan gratis ini akan terus digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” sebutnya.

Lebih dari 4 juta pendaftar program CKG, dimanfaatkan paling banyak oleh mereka yang berada di kelompok usia 25 hingga 59 tahun, yaitu kelompok usia produktif yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi nasional. 

Selain itu, pemeriksaan CKG juga dilakukan di 9.346 puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan layanan meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh, serta edukasi hidup sehat.

(*)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |