Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai Indonesia bisa menjadi negara adidaya (superpower) dalam 10 tahun mendatan. Hal ini bisa dicapai dengan memfokuskan perhatian pada hilirisasi sektor pertanian.
Dia menegaskan, pertanian di Indonesia tak sebatas meningkatkan produksi. Namun juga memperkuat penciptaan nilai tambah lewat pengolahan, inovasi, hingga pengembangan industri hilir.
“Hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita. Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower,” tegas Amran, di Universitas Hasanuddin Makassar, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (10/6/2025).
Dia memberi contoh penambahan signifikan dari pengolahan kelapa. Semula, kelapa dalam dijual dengan harga Rp 1.350 per kilogram (kg). Angka ini bisa meningkat berkali lipat jadi Rp 145.000 per liter jika diolah jadi minyak kelapa atau Virgin Coconut Oil (VCO).
Komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat. Bahkan, kelapa sawit kini telah diolah menjadi biofuel (B50) yang berfungsi sebagai pengganti solar.
Potensi tersebut harus didukung oleh kebijakan yang tepat, mengingat lagi banyak negara tengah melanda 58 negara. “Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Untung Rp 9.000 Triliun
Sejalan dengan itu, Amran menegaskan pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
“Dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja. Karena itu, kebijakan kita sekarang difokuskan langsung kepada petani dan masyarakat,” ungkapnya.
Amran menyadari banyaknya tantangan dalam memperkuat sektor pertanian dari hulu ke hilir. Merespons itu, Kementerian Pertanian telah mengambil langkah strategis. Mulai dari pengalihan anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
Wanti-wanti Pengusaha
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meminta seluruh industri di sektor pertanian untuk mengutamakan kesejahteraan petani dalam negeri. Ia menegaskan agar tidak memprioritaskan kepentingan petani dari negara lain.
“Kami minta seluruh industri sektor pertanian dahulukan petani Indonesia,” kata Amran kepada wartawan, Rabu (4/6/2025).
Ia menegaskan kembali pemerintah mengharapkan industri-industri yang bergerak di bidang pertanian memberi perhatian utama pada petani nasional.
"Tidak boleh mendahulukan petani negara lain. Sekali lagi, saya sampaikan. Seluruh industri yang di sektor pertanian, kami memohon, kami meminta, agar mendahulukan kesejahteraan petani Indonesia,” ujarnya.
Soal Dugaan Praktik Mafia Beras
Amran menyampaikan kesejahteraan petani dalam negeri harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan industri yang bergerak di sektor pertanian.
Adapun pada kesempatan yang sama, Amran kembali menjelaskan terkait dugaan praktik mafia beras di Pasar Induk Cipinang (PIBC) karena adanya kejanggalan data. Ia menyebut saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Mabes Polri
“Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit. Satu, menjerit produsen menjerit harga di bawah HPP, kemudian konsumen menjerit harga di atas HET,” ujar Amran.