Pendiri Nike Phil Knight Beri Donasi untuk Pengobatan Kanker, Segini Nilainya

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Nike, Phil Knight menyumbangkan USD 2 miliar atau sekitar Rp 32,36 triliun dengan kurs estimasi Rp16.200 per dolar AS) kepada Knight Cancer Institute di Oregon Health and Science University.

Menurut Knight Foundation, sumbangan ini merupakan yang terbesar yang pernah diberikan kepada universitas, perguruan tinggi, atau lembaga kesehatan di Amerika Serikat.

Yayasan tersebut menyatakan pada Kamis, 14 Agustus 2025, hibah tersebut akan digunakan untuk merevolusi pendekatan ilmiah terhadap pengobatan kanker, penelitian, dan peningkatan hasil perawatan pasien. Sebagai bagian dari sumbangan ini, Phil dan Penny Knight akan bermitra dengan pelopor penelitian kanker, Dr. Brian Druker. Demikian mengutip dari CNBC, Sabtu (16/8/2025).

Satu dekade lalu, Druker dan OHSU menerima tantangan untuk mengumpulkan dana sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp8,09 triliun, dan keluarga Knight berkomitmen untuk menyamai jumlah dana yang terkumpul tersebut secara dolar AS demi dolar AS.

“Kami bersyukur atas kesempatan untuk berinvestasi dalam tahap selanjutnya dari visi revolusioner yang dipimpin Druker, yaitu penelitian, diagnosis, pengobatan, perawatan, dan suatu hari nanti, pemberantasan kanker,” ujar salah satu pendiri Nike Phil dan Penny Knight dalam sebuah pernyataan.

Kekayaan Phil Knight

"Kami sangat antusias dengan potensi transformasional dari karya ini bagi umat manusia."

Kekayaan Phil Knight berasal dari kesuksesannya membangun Nike, perusahaan yang didirikannya pada 1964. Awalnya bernama Blue Ribbon Sports, bisnis ini dimulai secara sederhana dengan Knight menjual sepatu kets langsung dari bagasi mobilnya, sebagaimana ia ceritakan dalam memoarnya tahun 2016, “Shoe Dog.”

Nike melantai di bursa saham pada Desember 1980 dan dengan cepat berkembang menjadi merek sepatu kets paling dominan, menjalin kemitraan dengan sejumlah atlet top di berbagai cabang olahraga.

Selama masa jabatan Phil Knight di Nike, dari IPO hingga pensiunnya pada Juni 2016, saham perusahaan meningkat hampir 30.500 persen.

Total Sumbangan

Meskipun mengalami beberapa penurunan signifikan termasuk penurunan lebih dari 50 persen dari puncaknya pada akhir 2021, saham Nike tetap menjadikan perusahaan ini sebagai yang paling berharga di sektor alas kaki atletik, dengan nilai pasar lebih dari USD 110 miliar (sekitar Rp1,78 kuadriliun).

Phil dan Penny Knight secara rutin masuk dalam daftar filantropis terkemuka. Pada Mei lalu, Majalah Time memperkirakan total sumbangan seumur hidup mereka mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp58,26 triliun, termasuk USD 370 juta atau sekitar Rp5,99 triliun yang disumbangkan pada 2024 saja.

Menurut dokumen pajak terbaru dari Knight Foundation, yayasan ini memiliki aset lebih dari USD 5 miliar (sekitar Rp80,91 triliun) pada akhir 2023.

"Saya ingin membangun sesuatu yang menjadi milik saya sendiri, sesuatu yang bisa saya tunjuk dan katakan: Saya yang membuatnya. Itulah satu-satunya cara yang saya lihat untuk membuat hidup bermakna,” ujar Knight dalam memoarnya yang terbit 2016.

Saham Nike Naik

Sebelumnya, saham Nike melonjak hingga 17% pada Jumat lalu, setelah perusahaan menyampaikan keyakinan bahwa masa tersulit mereka telah dilewati. Optimisme ini muncul usai Nike merilis laporan keuangan kuartal keempat fiskal yang hasilnya lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

Meski mencatat kinerja yang mengecewakan dengan penurunan penjualan sebesar 12%, anjloknya laba bersih hingga 86%, serta menyusutnya margin keuntungan. Perusahaan menegaskan bahwa tekanan terberat sudah terjadi pada kuartal ini.

Chief Executive Officer (CEO) Nike, Elliott Hill, menyatakan bahwa perusahaan kini mulai bangkit dari keterpurukan dan memproyeksikan kondisi keuangan akan membaik pada kuartal-kuartal mendatang.

Dalam pernyataan resminya pada Kamis, Nike juga meyakinkan investor rencana pemulihan mereka tetap berada di jalur yang tepat.

Rencana Pemulihan

Perusahaan menyebut kuartal ini memang menjadi periode paling berat akibat langkah penyesuaian internal serta tekanan eksternal, termasuk kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap negara-negara pusat produksi seperti Tiongkok dan Vietnam.

"Hasil yang kami laporkan hari ini, baik untuk kuartal keempat maupun tahun fiskal 2025, memang belum mencerminkan standar Nike," ujar CEO Elliott Hill dalam panggilan konferensi laba perusahaan.

"Namun, seperti yang telah kami sampaikan 90 hari lalu, langkah-langkah pemulihan melalui inisiatif Win Now mulai menunjukkan dampaknya."

Hill juga menyampaikan keyakinannya terhadap masa depan perusahaan. "Mulai dari sini, kami optimistis kinerja bisnis akan terus membaik. Sudah saatnya kami membuka lembaran baru."

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |