Pertamina Patra Niaga Mohon Maaf Usai SPBU Meruya Utara Salah Isi Bahan Bakar

1 month ago 37

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) menjatuhkan sanksi tegas kepada SPBU 34.116.12 Meruya Utara, yang seharusnya berisi Pertalite malah terisi Biosolar

"Sanksi tegas yang diberikan yaitu penghentian kegiatan operasional SPBU tersebut sambil melakukan investigasi. Sanksi tersebut berlaku maksimal selama 1 bulan,” ungkap Area Manager Communications, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat,  Susanto Satria Selasa (5/8/2025).

Satria menuturkan, SPBU tersebut merupakan SPBU yang dikelola oleh Mitra Pertamina. Setelah kejadian, pengelola SPBU juga telah melakukan penanganan kepada konsumen terdampak.

Keluhan yang diterima, seperti mesin mogok telah diselesaikan melalui perbaikan kendaraan dan kompensasi pengisian Pertamax kepada konsumen.

Pertamina Patra Niaga menegaskan, pihaknya terus melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem distribusi dan pengawasan di seluruh lembaga penyalur BBM.

“Kami mengimbau kepada seluruh mitra SPBU untuk selalu menjalankan prosedur operasional secara disiplin dan memastikan keselamatan serta kualitas produk sampai ke tangan konsumen. Kami memohon maaf atas kejadian tersebut dan kami akan terus memperkuat sistem pengawasan dan kontrol mutu BBM agar kejadian serupa tidak terulang,"ujarnya.

Pertamina juga mengapresiasi masyarakat yang proaktif melaporkan dan terus terbuka terhadap masukan demi pelayanan yang lebih baik.

Seperti diketahui sebelumnya, karena kelalaian pengawas SPBU, ratusan motor mogok massal usai isi bensin di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, Senin, 4 Agustus 2025. Usut punya usut, ternyata, mesin pengisian yang seharusnya berisi Pertalite malah terisi Bio Solar. Manajer SPBU, Ramses Sitorus, mengakui kelalaian anak buahnya.

"Kelalaian dari pengawas. Telah terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung BBM Biosolar masuk ke Pertalite harusnya BBM Biosolar masuk ke tangki samping Pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tangki. Solar tercampur Pertalite sehingga motor mogok," kata Ramses di lokasi.

Akibat insiden ini, belasan motor langsung mengalami mogok setelah keluar dari pom bensin. Setidaknya, sudah 15 kendaraan. Tidak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah.

Bahan Bakar SAF Jadi Cara Pertamina Patra Niaga Perkuat Transisi Energi

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon di Indonesia melalui pengembangan produk bahan bakar rendah karbon, salah satunya adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Ini diungkapkan Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso pada ajang gelaran Pertamina Investor Day 2025 di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Dia menyampaikan SAF merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menyediakan energi lebih bersih dan berkelanjutan sekaligus mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Dalam dua tahun terakhir, kami telah melakukan tiga kali uji pasar SAF serta proses sertifikasi di seluruh rantai distribusi, mulai dari terminal BBM hingga depot pengisian bahan bakar pesawat udara. Ini kami lakukan untuk memastikan produk SAF yang kami distribusikan memenuhi standar industri dan siap digunakan oleh pelanggan (maskapai penerbangan),” ujar Harsono.

Lebih lanjut, Harsono menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat adopsi SAF secara nasional, sejalan dengan Peta Jalan SAF yang telah dicanangkan pemerintah.

“Kami tengah menjajaki kemitraan strategis dengan penyedia teknologi agar pengembangan SAF dapat dilakukan lebih luas. Ini merupakan langkah strategis kami dalam mendukung keberlanjutan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau,” tambahnya.

Perhelatan Pertamina Investor Day digelar untuk menunjukkan upaya nyata perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan dan visi ESG jangka panjang Pertamina kepada para investor dan pemangku kepentingan, sekaligus menyelaraskan langkah perusahaan dengan ekspektasi investor global terhadap tata kelola lingkungan, sosial, dan keberlanjutan (ESG).

Produk Rendah Karbon Lainnya

Selain SAF, Pertamina Patra Niaga juga telah meluncurkan produk bahan bakar rendah karbon lainnya seperti Biosolar dan Pertamax Green 95, yang menjadi bagian penting dalam perjalanan dekarbonisasi produk hilir Pertamina.

Dengan kesiapan infrastruktur dan pengalaman panjang dalam penyaluran energi, Pertamina Patra Niaga optimistis bahwa SAF akan menjadi game changer dalam mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon sekaligus membuka peluang baru di sektor energi terbarukan.

“Kami percaya, SAF bukan sekadar produk, melainkan simbol kesiapan Indonesia memimpin transisi energi di sektor aviasi. Dengan dukungan infrastruktur dan pengalaman Pertamina, SAF diharapkan membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau,” tutup Harsono.

Uji Coba Perdana

SAF Pertamina saat ini telah memperoleh sertifikasi ISCC CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dan ISCC EU (Renewable Energy Directive — European Union), yang menjadikan Pertamina Patra Niaga dapat memasarkan produk berkelanjutan sesuai ketentuan CORSIA dan RED EU.

Pada tahun 2023, Pertamina Patra Niaga berhasil melaksanakan uji coba perdana SAF untuk penerbangan komersial bersama Garuda Indonesia, dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menuju Bandara Adi Soemarmo Solo (SOC).

Selain itu, Pertamina Patra Niaga sebelumnya juga telah sukses melakukan uji coba SAF pada ajang Bali International Airshow 2024 bersama sejumlah maskapai dan mitra strategis, di antaranya Citilink, Pelita Air, dan Virgin Australia, sebagai bagian dari komitmen mendukung pengembangan ekosistem aviasi rendah emisi di Indonesia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |