Potensi Penopang Pabrik Bioetanol Dipetakan, Ada PLTS hingga Hidro

1 month ago 33

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) sedang memetakan potensi penopang pabrik etanol di Merauke, Papua Selatan. Ada potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga hidro atau air.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiyani Dewi,  usai Green Energy Summit 2025, di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Eniya menyebut, timnya tengah mengikuti rapat koordinasi di Merauke untuk melakukan pemetaan tersebut. Ini sejalan dengan peran Kementerian ESDM untuk sektor hilirisasi.

"Kita dari kementerian SDM melakukan persiapan hilirisasinya. Persiapan nanti kalau ada pabrik etanol perlu energi berapa," ucap Eniya.

Dia menyebut, pemanfaatan EBT ini bisa berkontribusi pada target seluruh wilayah Indonesia teraliri listrik pada 2029. Maka, opsi PLTS maupun hidro bisa masuk dalam skema tersebut.

Kedua opsi ini tak hanya menopang energi bagi pabrik, tapi juga untuk kawasan sekitarnya. "Kita juga sedang melihat potensi PLTS dan hidro yang bisa men-support daerah tersebut. Karena pembangunan kelistrikan di Papua juga terbatas," kata dia.

Pabrik Bioetanol Rampung 2027

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan pembangunan pabrik bioetanol di Merauke, Papua Selatan ditargetkan selesai pada 2027. Adapun, investor penopangnya disebut dari dalam negeri.

Dia menuturkan, pabrik bioetanol di Merauke itu sejalan dengan penanaman perdana tebu pada masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

"Ini proses, untuk penanaman oleh Presiden Jokowi tempo hari dan juga ini untuk pembangunan pabrik diharapkan bisa selesai tahun 2027, ini sudah berproses. Investor dari dalam negeri," ungkap Yuliot, ditemui usai Green Energy Summit 2025, di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Serap Tenaga Kerja

Dia mengatakan, pembangunan pabrik bioetanol akan dilakukan secara bertahap. Kegiatan ini diharapkan mampu menyerap hingga 3.000 lapangan kerja dari tenaga lokal.

Meski begitu, saat ini prosesnya masih dalam tahap perizinan dan pembangunan pabriknya. Targetnya pabrik itu akan mampu memproduksi 3 juta ton bioetanol.

"Jadi kalau enggak salah total keseluruhan itu kita mentargetkan produksi itu sekitar 3 juta ton, ini dilakukan secara bertahap. Jadi tahapannya kita melihat proses perizinan dan juga pembangunan pabriknya," terangnya.

Produksi Bioetanol Mulai 2027

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) mengkonsolidasikan percepatan pembangunan pabrik bioethanol. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di dalam negeri.

Selain itu, Kementerian ESDM membidik Kabupaten Merauke, Papua Selatan mulai memproduksi bioethanol pada 2027 sebagai realisasi dari salah satu proyek utama pengembangan food estate.

"Kami harapkan 2027 sudah ada produksi bioetanol di Merauke, Papua Selatan,” kata Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/8/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |