Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia diperkirakan akan melemah pada perdagangan Selasa, 10 Juni 2025.
Pengamat pasar, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa ada kecondongan terjadinya pelemahan pada harga emas dunia yang saat ini berada di kisaran USD 3.308.
“Ada kemungkinan besar (harga emas dunia) akan menuju USD 3.264,” kata Ibrahim kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (9/6/2025).
“Kalau seandainya tidak (mencapai level tersebut), kemungkinan besar harga emas dunia akan kembali menguat di level USD 3.363,” ungkapnya.
Ibrahim menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi harga emas saat ini adalah data tenaga kerja di Amerika Serikat yang positif. Perkembangan ini sebelumnya diluar dugaan pasar.
Faktor Selanjutnya
Faktor kedua, yaitu pernyataan pejabat Federal Reserve di hari Jumat pada saat pejabat bank sentral negara bagian memberikan testimoni, bahwa terlalu dini untuk menurunkan suku bunga.“Karena apa? Kondisi perang dagang masih tetap akan terjadi,” jelas Ibrahim.
Selain itu, juga menjelang pertemuan pejabat AS dan Tiongkok di London, Inggris untuk membahas masalah perang dagang yang dikenakan sebesar 50% oleh Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang dari Tiongkok, yaitu baja dan aluminium.
Perkembangan tersebut kini menjadi perhatian pasar, yang diperkirakan akan kembali menunda pemberlakuan tarif dagang.
“Win-win solution (AS-Tiongkok) kemungkinan besar akan terjadisehingga investor beralih meninggalkan safe haven emas kembali ke saham. Jadi sangat wajar kalau seandainya harga emas dunia terkoreksi,” beber Ibrahim.
Harga Emas Hari Ini 9 Juni 2025 Mendatar, Ancaman Bearish Terbuka Lebar
Sebelumnya, harga emas dunia memulai perdagangan awal pekan ini dengan kecenderungan mendatar, bertahan di kisaran USD 3.310 selama sesi Asia pada hari Senin (9/6/2025).
Meski pekan lalu diakhiri dengan lonjakan lebih dari 1,30%, tekanan dari penguatan Dolar AS dan ekspektasi stabilnya suku bunga The Fed menahan pergerakan harga emas untuk melanjutkan reli.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, harga emas saat ini masih dalam bayang-bayang tren bearish setelah mengalami dua hari penurunan beruntun, imbas dari laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari ekspektasi.
Data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dirilis pada hari Jumat (6/6/2025) mencatat penambahan 139.000 lapangan kerja pada bulan Mei, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 130.000. Meski angka ini sedikit lebih rendah dari revisi April yang mencapai 147.000, pasar tetap bereaksi positif terhadap ketangguhan pasar tenaga kerja AS.
Sementara itu, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%, dan pendapatan rata-rata per jam juga bertahan di 3,9%, keduanya di atas proyeksi analis. Reaksi langsung pasar adalah penguatan Dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, yang keduanya memberi tekanan pada logam mulia.
Analisis Teknikal dan Fundamental
Secara teknikal, Andy Nugraha menjelaskan bahwa kombinasi candlestick dan indikator Moving Average masih menunjukkan dominasi tren bearish pada harga emas dunia. Saat ini, harga berada di bawah rata-rata pergerakan penting dan gagal mencetak higher high dalam beberapa sesi terakhir.
Jika tekanan jual berlanjut, harga emas berpotensi turun hingga ke area USD 3.276. Namun, skenario alternatif tetap terbuka: jika harga mampu rebound dan menembus level resistance terdekat di sekitar USD 3.319, maka peluang untuk menguji area yang lebih tinggi kembali muncul.
Faktor fundamental yang patut dicermati oleh para pelaku pasar hari ini adalah dinamika geopolitik dan kebijakan perdagangan. Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa perundingan perdagangan dengan Tiongkok akan dilanjutkan di London minggu ini.