Terungkap! Ini Alasan Jokowi Jadi Penasihat di Bloomberg New Economy Global

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), telah resmi ditunjuk sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy. Penunjukan bergengsi ini diumumkan pada 9 April 2025 di New York, Amerika Serikat (AS), menandai babak baru dalam kiprah internasionalnya.

Jokowi akan bergabung dengan 21 tokoh global lainnya yang memiliki rekam jejak kepemimpinan luar biasa di berbagai sektor. Para anggota dewan penasihat ini berasal dari kalangan bisnis, pemerintahan, dan institusi multilateral, membentuk sebuah forum elite yang bertujuan mencari solusi atas tantangan ekonomi global.

Kehadiran Jokowi dalam dewan ini bukan tanpa alasan kuat, melainkan didasari oleh serangkaian pertimbangan strategis. Penunjukan ini mencerminkan pengakuan internasional atas kepemimpinannya serta potensi kontribusi Indonesia dalam dinamika ekonomi dunia.

Kehadiran Jokowi diharapkan dapat membawa perspektif berbeda mengenai bagaimana negara berkembang mengelola pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, dan transisi hijau.

Pengakuan Internasional dan Pengalaman Kepemimpinan Jokowi

Bergabungnya Joko Widodo di forum elite global Bloomberg New Economy merupakan pengakuan internasional atas kepemimpinannya selama dua periode memimpin Indonesia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan anggota G20, memiliki kekayaan sumber daya strategis yang semakin diakui dalam peta ekonomi global.

Anggota dewan penasihat dipilih berdasarkan pengalaman dan pengaruh mereka di level tertinggi dalam bisnis, pemerintahan, dan organisasi multilateral. Jokowi disebut sebagai politikus, insinyur, dan pengusaha yang menjabat sebagai Presiden Indonesia periode 2014-2024.

Bloomberg juga secara khusus mencatat bahwa Jokowi adalah presiden pertama RI yang tidak berasal dari elite politik maupun militer. Riwayat jabatannya mencakup Wali Kota Surakarta dari tahun 2005 hingga 2012 dan Gubernur Jakarta dari tahun 2012 hingga 2014, menunjukkan rekam jejak kepemimpinan yang solid dan beragam.

Membawa Perspektif Negara Berkembang dan Solusi Global

Kehadiran Jokowi diharapkan dapat membawa perspektif berbeda mengenai bagaimana negara berkembang mengelola pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, dan transisi hijau. Negara-negara berkembang kini memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi global, dengan kesenjangan pembangunan yang semakin menyempit berkat akses pendidikan, teknologi, perdagangan, dan investasi.

Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy sendiri dibentuk pada April 2025 dengan misi utama menghadapi tantangan terbesar bagi kemakmuran global. Forum ini bertujuan untuk mendorong dialog konstruktif menuju solusi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh dunia.

Masukan dari para anggota dewan, termasuk Presiden Jokowi, dianggap krusial dalam memandu upaya Bloomberg New Economy untuk mencapai tujuannya. Kontribusinya akan sangat berarti dalam merumuskan strategi global yang mempertimbangkan keberagaman kondisi ekonomi dan sosial.

Visi Ekonomi Indonesia dan Tokoh Global Lainnya

Jokowi dikenal dengan visi pembangunan infrastruktur masif di Indonesia, dan kini ia dapat mendorong agenda ekonomi hijau serta hilirisasi mineral kritis di forum global. Ia diperkirakan akan membawa pengalaman Indonesia dalam pembangunan infrastruktur, digitalisasi, dan hilirisasi industri ke dalam diskusi internasional.

Bloomberg New Economy adalah inisiatif global yang diluncurkan pada tahun 2018, bertujuan menjembatani dialog di tengah perubahan peta ekonomi dunia. Forum ini dibangun atas kesadaran bahwa kekuatan ekonomi global tidak lagi terpusat di Barat, melainkan bergeser ke Timur dan dari Utara ke Selatan, dipicu oleh faktor demografi, globalisasi, dan digitalisasi.

Selain Jokowi, beberapa tokoh kunci lainnya di Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy memiliki keahlian dan pengaruh signifikan, seperti Gina Raimondo, mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, dan Mario Draghi, mantan Perdana Menteri Italia serta mantan Presiden Bank Sentral Eropa. Keberadaan para pemimpin ini menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi kompleksitas ekonomi masa depan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |