Wamentan Sudaryono Klaim Indonesia Punya Mekanisme Alami Cegah Penyebaran Penyakit Hewan

1 month ago 34

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan Indonesia punya cara alami dalam mengantisipasi penyebaran penyakit hewan. Hal itu merujuk pada negara kepulauan di Indonesia.

Kondisi geografis kepulauan di Indonesia yang menurutnya menjadi satu keuntungan tersendiri. Misalnya, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan yang beberapa waktu lalu sempat ramai.

"Ketika kita berbicara tentang kesehatan hewan, Indonesia terdiri dari pulau-pulau. Jadi, tentu saja, misalnya untuk penyakit mulut dan kuku, kita bisa melakukan semacam isolasi dengan memanfaatkan kondisi kepulauan ini, pulau demi pulau," ungkap Sudaryono dalam Konferensi Regional World Organization of Animal Health (WOAH) ke-34, di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Meskipun dia menyadari adanya tantangan transportasi dari kepulauan tersebut, tapi hal ini terap teratasi untuk menjamin konektivitas. Kembali pada kontek penyebaran penyakit hewan, kondisi geografis ini jadi cara untuk mengisolasi hewan yang terjangkit.

"Ketika kita berbicara tentang penyakit, kita bisa memiliki semacam mekanisme isolasi. Jadi, untuk penyakit mulut dan kuku, kita bisa melakukan isolasi," tuturnya.

Mekanisme tersebut juga berhasil menghalau persebaran virus Covid-19 pada pandemi lalu. Sehingga, beberapa lokasi berhasil mencatatkan kasus minimal.

"Jadi, saya hanya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa negara kami, Indonesia, dalam beberapa hal memiliki mekanisme alami untuk melindungi masyarakat kami dari penyakit, dan juga melindungi hewan-hewan kami dari penyakit," ungkap dia.

Usul 9 Provinsi Bebas PMK

Dalam forum tersebut, Sudaryono turut mengusulkan adanya daerah bebas PMK di Indonesia. Dalam usulannya, ada 9 provinsi yang diajukan.

Dia berharap, WOAH bisa menyetujui hal tersebut. Sehingga dalam waktu dekat, ada 9 provinsi yang mencatatkan status bebas PMK.

"Karena itu kami mengusulkan sembilan provinsi untuk menjadi zona bebas PMK. Ya, jadi, kami berharap bahwa melalui konferensi ini, ketika konferensi ini selesai, izin dan usulan zona yang kami ajukan kepada Anda dapat diterima," tutur dia.

Mau Pangkas Rantai Distribusi Ayam

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian berencana memangkas rantai distribusi ayam hidup (livebird) dari peternak hingga konsumen. Kementan mencatat ada 67 persen keuntungan yang didapat middleman atau tengkulak.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda menyampaikan rantai distribusi ayam hidup saat ini terlalu panjang. Ada banyak pengepul dalam alur distribusi sebelum mencapai ke konsumen akhir.

"Saat ini tuh rantai tata niaganya terlalu panjang, dari mulai peternakan, begitu dijual di peternakan, sampai ke rumah potong itu melalui banyak middleman. Ada di sana broker, kemudian pengepul, distributor 1, 2," ungkap Agung di Kantor Kementan, Jakarta, dikutip Kamis (19/6/2025).

Banyak Masuk Tengkulak

Dalam hitungannya, sekitar 67 persen margin keuntungan masuk ke kantong-kantong pengepul atau tengkulak tadi. Porsi ini yang ingin dioangkas oleh Kementan. Pemangkasan tadi akan memanfaatkan eksistensi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih agar rantai distribusinya lebih sederhana.

"Kita sudah coba menghitung dari mulai broker sampai dengan karkas yang dijual ke konsumen. Karena dari rumah potong itu sampai ke konsumen itu ada pengepul juga, ada lapak lagi. Itu marginnya bisa 67 persen. Jadi itulah yang mau kita kurangi," ucap dia.

"Dengan apa? Caranya kita mendorong para peternak rakyat, peternak mandiri untuk bergabung, membentuk kooperasi atau bergabung dalam Koperasi Merah Putih yang saat ini sudah ada untuk men-supply tentu daging ayam," sambungnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |