Indonesia Kembangkan 3 Kawasan Industri sebagai Bagian Proyek Two Countries Twin Parks

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia ingin mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi kawasan industri di Shenzhen, China sebagai implementasi dari proyek Two Countries Twin Parks (TCTP).

Hal ini seiring disepakatinya empat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan delapan poin kerja sama strategis yang akan menciptakan kerja sama ekonomi dan perdagangan berkelanjutan untuk jangka panjang serta stabil dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

Dua nota kesepahaman strategis yang telah disepakati berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dua MoU ini berfokus pada penguatan industri dan rantai pasok serta implementasi proyek TCTP.

"Proyek Two Countries Twin Parks yang kami rencanakan berlokasi di Batang dengan luas sekitar 500 hektare dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi seperti Shenzhen-nya Indonesia,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari laman ekon.go.id, Selasa (27/5/2025).

Selain kawasan industri terpadu Batang, terdapat daerah Bintan di Kepulauan Riau yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri seperti di Fujian, China.

“Selain itu, terdapat juga kawasan di Bintan yang berada dalam Kawasan Industri Bintan, sementara mitranya di Tiongkok berada di Provinsi Fujian. Secara keseluruhan, terdapat tiga kawasan industri yang dijalin dalam kerja sama ini,” kata Menko Airlangga.

Perkuat Konektivitas Rantai Pasok

Menko Airlangga menilai, proyek ini akan membuka investasi asing untuk masuk dan menyerap lapangan pekerjaan. “Ya, tentu investasi akan masuk, dan juga ada komitmen untuk memperkuat rantai pasok kedua negara. Kalau minimal Batang itu pengembangan awal itu USD3 miliar. Yang lain sedang dalam proses,” kata dia.

Dengan terwujudnya proyek kerja sama kawasan industri melalui skema TCTP, diharapkan dapat memperkuat konektivitas rantai pasok, mendorong masuknya investasi berkualitas, serta menciptakan lapangan kerja yang berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, akan terus mengawal implementasi inisiatif strategis ini agar memberikan manfaat nyata bagi kedua negara secara berkelanjutan,” ujar Menko Airlangga.

Indonesia-China Makin Mantap Transaksi Pakai Mata Uang Lokal

Sebelumnya, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok, Li Qiang, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Gubernur People's Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, menandatangani penguatan Nota Kesepahaman/ Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.

"Nota Kesepahaman ini memperkuat Nota Kesepahaman sebelumnya yang telah ditandatangani oleh kedua bank sentral pada tanggal 30 September 2020 dengan memperluas cakupan kerja sama penyelesaian mata uang lokal bilateral mencakup transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi keuangan," dikutip dari keterangan tertulis Bank Indonesia, Minggu (25/5/2025).

Nota Kesepahaman ini juga melengkapi upaya kerja sama dalam meningkatkan konektivitas pembayaran untuk penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam transaksi bilateral. Adapun rincian transaksi yang diperkenankan akan dituangkan dalam petunjuk pelaksanaan.

Nota Kesepahaman ini selanjutnya akan mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dan investasi bilateral serta meningkatkan kerja sama moneter ​antara kedua negara di pasar moneter dan keuangan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |