Kisah Sarjana Sulit Cari Kerja, Kini Pilih Jadi Joki Skripsi Bergaji Rp 5 Juta

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta Di usia 33 tahun, Dwi menjalani hari-harinya dengan ritme kerja yang tak biasa. Ia merupakan sarjana lulusan Ilmu Komunikasi yang menamatkan kuliahnya pada tahun 2023.

Selama masa studi, ia juga bekerja sebagai desainer grafis. Namun, tahun kelulusannya menjadi titik balik, yakni ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tetap dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kini, ia sedang menempuh program Magister Administrasi Bisnis sambil menekuni beberapa pekerjaan sambilan, salah satunya menjadi joki skripsi.

"Saya resign pada tahun 2023, karena saya berpikir untuk melanjutkan kuliah S2, dan kuliah S2 saat ini mengambil jurusan Magister Bisnis Administrasi. Dan saya juga nyambi sih selain joki skripsi juga sebagai kreator di salah satu platform game," kata Dwi kepada Liputan6.com, Selasa (27/5/2025).

Di Luar Rencana

Dwi mengaku pekerjaan ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang ia rencanakan atau cita-citakan. Semuanya berawal dari permintaan seorang teman yang kesulitan menyelesaikan skripsi. Niat membantu berkembang menjadi kebiasaan. Tanpa disadari, Dwi mulai menerima lebih banyak permintaan serupa.

"Ini sebuah kebetulan yang pada awalnya itu teman saya sulit mengerjakan skripsi," ungkapnya.

Pekerjaan ini menjadi alternatif penghasilan yang tidak bisa dibilang kecil. Ia menetapkan tarif satu juta rupiah per bab skripsi. Jika proyek berjalan lengkap hingga lima bab, ia bisa mendapatkan Rp 5 juta.

Jumlah itu belum termasuk biaya revisi yang dipatok sebesar Rp 500 ribu per revisi. Dengan revisi yang bisa mencapai empat hingga lima kali, penghasilan dari satu skripsi bisa menembus angka Rp 7-8 juta rupiah.

Bagi Dwi, ini adalah tambahan yang signifikan, apalagi ia juga menjalankan peran sebagai kreator di platform game.

"Kalau untuk penghasilan rata-rata ya saya spill saja ya saya kasih tahu saja saya tuh dibayar perbab itu satu juta. Jadi, misalkan untuk full sampai lima bab berarti Rp5 juta. Itu belum sama revisinya. Sekali revisi saja itu sekitar Rp 500 ribu," ujarnya.

Tantangan Menjadi Joki Skripsi

Namun, di balik nominal yang menjanjikan, pekerjaan sebagai joki skripsi bukan tanpa tekanan. Tantangan terbesarnya bukanlah teknis penulisan, melainkan saat harus menyusun dari nol, termasuk menentukan judul skripsi.

Banyak klien datang tanpa topik atau arah, dan Dwi harus mencari fenomena aktual yang bisa dijadikan bahan penelitian. Topik-topik tentang media sosial seringkali menjadi pilihan, tetapi tetap membutuhkan riset tentang tren yang sedang terjadi di platform-platform seperti TikTok, Instagram, atau Twitter.

Setelah topik ditentukan, tantangan belum selesai judul yang ia susun belum tentu disetujui oleh dosen pembimbing kliennya. Ia pun harus menyiapkan dua hingga tiga alternatif judul sebagai cadangan.

"Ya jadi tantangan terbesarnya sih seperti itu, cuman untuk kayak nyari judul sih sebenarnya. Dan itu pun misalkan saya sudah nemuin judul nih. Belum tentu dosen pembimbing dari yang saya jokiin itu setuju apa enggak pakai judul ini," katanya.

Persyaratan Kerja di Indonesia Rumit

Apa yang dijalani Dwi juga menjadi cerminan betapa dunia kerja di Indonesia masih menyimpan banyak hambatan, terutama bagi lulusan berusia di atas 30 tahun.

Ia mengaku merasa kecewa dengan ketatnya persyaratan kerja yang membatasi usia maksimal pelamar. Banyak lowongan menetapkan batas usia 30 tahun untuk lulusan S1, yang membuatnya tersingkir dari peluang, meskipun telah menyelesaikan pendidikan tinggi.

"Setelah lulus sulit dapat pekerjaan ya sangat kecewa dengan pemerintah Indonesia. Karena apa? syarat untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia ini sangatlah sulit dan ribet. Jadi, ya misalkan saya kan umurnya sudah 33 tahun. Kebanyakan persyaratan di Indonesia saat ini sebagai lulusan S1 itu minimal itu 30 tahun," ujarnya.

Pria 33 tahun berharap aturan seperti ini bisa ditinjau ulang agar lebih inklusif bagi pencari kerja berpengalaman yang tak lagi muda secara administratif.

"Mungkin ya ke depannya bisa untuk bukan dihapus untuk direvisi lagi lah untuk persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan seperti itu," usulnya.

Dwi menyadari bahwa profesi joki skripsi ini bukanlah pekerjaan yang bisa ia jalani dalam jangka panjang. Ia tidak menjadikannya sebagai pilihan utama, melainkan sebagai aktivitas sambilan yang bersifat sementara.

Bagi dirinya, pekerjaan ini hanya jembatan sementara sambil mencari dan membangun karier yang lebih stabil di masa depan. Ia tetap memiliki harapan untuk bekerja di bidang yang sejalan dengan latar belakang pendidikannya, di mana kemampuan akademis yang ia miliki bisa digunakan secara nyata dan bermanfaat.

"Kalau untuk pekerjaan jangka panjang sih di joki ini kayaknya enggak ya. Ini buat nyambi saja sih. Karena ya enggak mungkin ya kayak kita harus bergantung pada satu pekerjaan seperti joki skripsi ini," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |