Pengawasan Diperketat, Ekspor Udang Indonesia ke AS Dibidik Tetap Naik

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat pengawasan mutu terhadap produk perikanan nasional, khususnya udang yang menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia. Langkah ini dilakukan menyusul kasus pengembalian lima kontainer udang oleh Amerika Serikat akibat persoalan teknis mutu. Meski sempat menimbulkan guncangan bagi para petambak di dalam negeri, KKP memastikan bahwa situasi kini berangsur membaik.

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan, Ishartini, menjelaskan bahwa pihaknya telah memulai proses pemutakhiran dokumen HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di seluruh unit pengolahan ikan.

Dalam inspeksi terbaru, KKP akan memperketat pemeriksaan mulai dari penerimaan bahan baku, keamanan air dan es, hingga kebersihan personel dan fasilitas. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang serta menjamin bahwa setiap produk udang Indonesia bebas dari pencemaran.

Sementara itu, Fernando Jongguran Simanjuntak, Direktur Ikan Air Payau, menegaskan bahwa penerapan Good Aquaculture Practices (CBIB) dan sistem Good Manufacturing Practice (GMP) akan lebih diintensifkan.

Tujuannya agar kualitas dan keamanan pangan udang Indonesia semakin diakui di pasar global. Bahkan, meski sempat ada kendala di pasar AS, data ekspor menunjukkan tren peningkatan ke sejumlah negara utama lainnya.

KKP Perbarui Dokumen HACCP dan Perketat Pemeriksaan Mutu

Ishartini menjelaskan bahwa KKP telah memulai langkah preventif dengan melakukan pemutakhiran dokumen HACCP di seluruh unit pengolahan. Dalam proses inspeksi, petugas akan memastikan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dilakukan secara ketat.

“Pada saat bahan pengemas, kalau ada bahan tambahan, itu. Kemudian keamanan air, esnya, personal hygienenya, orangnya ya, kita hindari kontaminasi silang. Kemudian juga sarana-prasarana di unit pengolahan ikan,” ujar Ishartini.

Ia menambahkan, pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana di unit pengolahan akan menjadi acuan bagi para inspektur mutu. “Ini yang akan kita jadikan bahan, sederhananya gitu ya, bahan pemeriksaan oleh para inspektor mutu. Sehingga ini tidak terjadi lagi. Tentu, sumber pencemar itu adalah nanti ada yang kemudian ada yang mengurus itu juga akan ditiadakan ya.,” tegasnya.

Pengetatan Mutu Tak Ganggu Kinerja Ekspor Udang Nasional

Meski sempat terdampak oleh kasus pengembalian kontainer ke AS, data ekspor justru menunjukkan sinyal positif. Catur Sarwanto, Direktur Pemberdayaan Usaha, mengungkapkan bahwa volume ekspor udang Indonesia ke sejumlah negara tujuan utama justru meningkat.

“Tadi kalau melihat data, kita dari sisi ekspor udang itu masih mengalami peningkatan. Ini peningkatan tidak hanya di Amerika Serikat, sebetulnya ada di 5 negara top kita yang jadi tujuan utama juga terjadi peningkatan. Sehingga proses yang ekspor ini dari sisi target tentu berkisarannya menjadi baik," jelas Catur Sarwanto, Direktur Pemberdayaan Usaha.

"Karena ada peningkatan dari negara-negara lain juga, walaupun Amerika juga meningkat 16 persen artinya tentu ini dampak, kalau berdasarkan data memang tidak signifikan, bahan naik, ini mungkin perlu kita lakukan monitoring ketat terkait dengan dampak ini," tambahnya.

Kualitas Udang Indonesia Kembali Bangkit, Petambak Mulai Optimistis

Di sisi lain, Fernando Jongguran Simanjuntak, Direktur Ikan Air Payau, mengakui bahwa kasus pengembalian produk sempat menimbulkan tekanan harga dan penurunan permintaan di tingkat tambak. Namun kini, harga udang berangsur membaik dan para petambak mulai kembali bersemangat.

“Tentu di awal-awal memang terjadi guncangan ya terhadap para petambak kita, pasti karena memang Amerika adalah tujuan ekspor kita yang pertama, kemudian terjadi kejadian ini. Di awal-awal kejadian terjadi memang penurunan harga, penurunan permintaan, itu terjadi. kemudian para teman-teman petambak melalui asosiasi berkomunikasi dengan kita, kemudian KKP juga berkomunikasi dengan kelembagaan yang lain untuk menyelesaikan ini secepatnya dan memang sudah membuahkan hasil yang positif,” ujarnya.

Fernando menekankan bahwa semangat petambak harus terus dijaga melalui peningkatan sistem produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Sebenarnya harga undang sudah mulai membaik di tingkat lapangan. Dan tentu ini memberikan satu gairah tersendiri buat petambak-petambak kita. Artinya secara psikologis, para petambak di Indonesia ini mulai semangat lagi melakukan kegiatan budidayanya berbeda dari sebelumnya.,” tambahnya.

Strategi KKP Dorong Kepercayaan Pasar Global

Selain pembenahan internal, KKP juga bekerja sama dengan lembaga sertifikasi resmi untuk memperkuat sistem pengawasan. Perusahaan eksportir yang terdampak kebijakan tambahan seperti Yellow Lease, khususnya di Jawa dan Lampung, kini diwajibkan memiliki sertifikat bebas radioaktif yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen KKP untuk menjaga reputasi dan kepercayaan pasar global terhadap mutu produk perikanan Indonesia. Dengan sistem yang lebih ketat dan transparan, ekspor udang Indonesia diharapkan terus meningkat dan memberi dampak positif bagi kesejahteraan petambak nasional.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |