Bahlil Tegaskan Tak Semua Listrik EBT Diekspor ke Singapura

14 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan tak semua listrik energi baru terbarukan (EBT) akan ekspor ke Singapura. Namun, ada sebagian listrik digunakan untuk industri hijau di dalam negeri.

Bahlil menjelaskan, jumlah ekspor listrik ke Singapura diperkirakan mencapai 3 gigawatt (GW). Jumlah itu bukan total listrik yang dihasilkan oleh pembangkit nantinya.

"Dari pertemuan awal antara Perdana Menteri Singapura dengan Pak Presiden pada putaran pertama, memang yang diminta itu 3 gigawatt, tapi itu akan seiring berkembang," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, ditulis Sabtu (14/6/2025).

Menurutnya, sebagian dari total listrik dari pembangkit EBT juga akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan di Tanah Air. Misalnya ke industri hilirisasi. Dengan demikian, tidak seluruh liatrik EBT akan dialirkan ke Singapura.

"Kenapa? Karena dari total listrik yang dihasilkan, itu sebagian akan menyuplai dalam negeri, sebagian ke luar negeri. Di dalam negeri itu untuk mengcover industri-industri hijau dengan proses hilirisasi," ucapnya.

"Jadi tidak semuanya kita yang alokasi yang ada itu tidak semuanya diekspor, tapi sebagian kita akan untuk konsumsi dalam negeri, untuk industri yang berorientasi pada hilirisasi," sambung Bahlil.

Perusahaan Swasta Terlibat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi meneken Nota Kesepahaman (MoU) ekspor listrik bersih ke Singapura. Lantas, siapa saja perusahaan yang akan terlibat?

Bahlil mengatakan, perusahaan swasta yang dipastikan akan terlibat dalam proses ekspor listrik hasil energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura. Dia membuka kemungkinan BUMN listrik PT PLN (Persero) juga turut ambil bagian.

"Perusahaan yang terlibat swasta. Ya, PLN bisa iya, bisa tidak," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, ditulis Sabtu (14/6/2025).

PLN Ikut Juga?

Dia menjelaskan, PLN saat ini memiliki tanggung jawab yang tidak kecil. Misalnya, perlunya PLN untuk membangun pembangkit 69 gigawatt (GW) hingga 2034, belum lagi jika menghitung tugasnya membangung jaringan.

"PLN ini kan perusahaan listrik negara yang tanggung jawabnya besar, dia harus membangun 69 gigawatt sampai dengan 2034, dia harus membangun jaringan 48 ribu km sirkuit atau 8 ribu kilometer," terangnya.

Atas tugas tersebut, Bahlil tak mau gegabah menyuruh PLN untuk terlibat ekspor listri ke Singapura. Namun, hal itu bisa terjadi jika PLN mampu menjalankan tugasnya. "Jadi kita lihat kemampuannya dulu, kalau kemampuannya bagus, ya oke. Kalau tidak, kita harus fokuskan dulu pada kebutuhan pelayanan publik," tegasnya.

Sumber Listrik

Pada kesempatan itu, Bahlil juga mengungkap sumber listrik bersih yang akan diekspor ke Singapura. Nantinya, listrik itu tak sebatas dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Tapi, dia juga membuka kemungkinan adanya suplai listrik dari sumber lain seperti tenaga angin dan lainnya.

"Tidak menutup kemungkinan. Ada PLTS, ada angin, ada macam-macam lah, nanti kita lihat," ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |