Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib menyatakan dukungan penuh terhadap rencana kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada 18–20 Juni 2025.
Kunjungan ini dilakukan atas undangan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) serta menggelar pertemuan bilateral tingkat tinggi.
Menurut Ahmad Labib, momentum ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mempercepat kerja sama strategis antara Indonesia dan Federasi Rusia, terutama dalam bidang perdagangan, investasi, dan teknologi.
Salah satu prioritas utama yang ia dorong adalah penyelesaian Free Trade Agreement antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU), sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgistan.
“Perjanjian dagang ini sangat strategis. Bukan hanya membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk ekspor unggulan Indonesia, tapi juga menjadi pintu masuk bagi aliran investasi dan kolaborasi industri lintas negara,” ujar Labib dikutip Minggu (15/6/2025).
Diversifikasi Pasar Indonesia
Sebagai anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi urusan perdagangan, perindustrian, investasi, dan BUMN, Ahmad Labib menekankan bahwa kemitraan ekonomi dengan Rusia dan negara-negara EAEU sejalan dengan arah diversifikasi pasar Indonesia, yang tengah mengurangi ketergantungan terhadap pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Tahun ini, Indonesia dan Rusia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Selama tujuh dekade lebih, kedua negara telah menjalin kerja sama di berbagai sektor strategis. Dalam pertemuan bilateral mendatang, pemerintah Indonesia diharapkan mendorong percepatan implementasi kerja sama konkret di bidang energi, infrastruktur, pertanian, pertahanan, dan digitalisasi industri.
“Indonesia memandang Rusia sebagai mitra potensial dalam mendukung pembangunan nasional. Investasi langsung dan transfer teknologi dari Rusia bisa menjadi pengungkit pertumbuhan di sektor-sektor prioritas,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Proyek Investasi Strategis
Selain FTA, beberapa proyek investasi strategis yang tengah dijajaki antara lain pembangunan kilang minyak, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir, serta kerja sama industri pertahanan.
Ahmad Labib menegaskan pentingnya membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan dan berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional.
“Dengan FTA dan kerja sama strategis, target peningkatan dua kali lipat volume perdagangan Indonesia–Rusia dalam lima tahun ke depan bukan hal mustahil,” pungkasnya.