Uni Emirat Arab Turun Tangan Tangani Sampah Plastik Sungai di Kota Surabaya

21 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Kota Surabaya akan menjadi lokasi gelombang pertama pelaksanaan proyek kemitraan Pemerintah Indonesia dan UAE dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut Indonesia.

Melalui kemitraan antara lembaga internasional UNDP di Indonesia dan Clean Rivers Ltd. yang berbasis di Abu Dhabi, pelaksanaan gelombang pertama proyek penanganan sampah plastik di sungai akan dimulai di Surabaya. Inisiatif ini di dorong untuk mengurangi kebocoran sampah plastik sungai memasuki perairan laut di Indonesia. 

Sebagai program yang dilaksanakan selama tiga tahun sejak awal 2025, program ini diharapkan turut berkontribusi untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi lintas lembaga pemerintah, lembaga masyarakat dan komunitas untuk dapat bersama-sama menangani sampah yang masuk ke badan dan aliran sungai.

Dalam kunjungan ke Kota Surabaya pada tanggal 20 Mei 2025 lalu, tim dipimpin oleh Rofi Alhanif, Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pangan melakukan audiensi bersama jajaran pemerintah Kota Surabaya serta kunjungan ke lokasi kegiatan yang telah di tunjuk di Kali Tebu. 

Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Dr. Ikhsan SPsi MM, menyampaikan apresiasi terhadap kemitraan ini, khususnya dukungan terhadap urgensi penanganan sampah di Kota Surabaya.

“Penanggulangan sampah di aliran Kali Tebu memang dibutuhkan untuk mencegah sampah ini masuk ke perairan laut. Dengan perlengkapan yang saat ini juga terpasang di aliran sungai, serta peran dari masyarakat di area tersebut, tentunya (kolaborasi) penanganan sampah di lokasi ini akan lebih maksimal”, jelas Ikhsan kepada tim.

Pencemaran dan Penanganan Sampah

Kondisi pencemaran dan penanganan sampah di badan dan aliran sungai sendiri yang ada di kota-kota besar terus mendapat perhatian besar dari masyarakat. Bentuk kewenangan terkait pengelolaan sungai di Indonesia turut menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam penanganan sampah yang ada di bantaran dan aliran sungai di Indonesia.

Beberapa situasi ditunjukkan dalam penanganan sampah sungai yang belum maksimal serta keberadaan bangunan liar yang ikut memicu sampah masuk ke aliran sungai, maupun kebocoran sampah sungai yang masih terus terjadi setiap hari.

“Dukungan program ini tentunya hanya satu dari berbagai upaya penanganan sampah yang kita kolaborasikan bersama, termasuk beberapa upaya lainnya seperti pendekatan sirkular ekonomi dan penanganan sampah yang turut dikelola oleh kelompok masyarakat”, disampaikan oleh Rofi Alhanif. 

Deborah Backus, CEO Clean Rivers Ltd ikut menambahkan, “Pelaksanaan kemitraan ini di Surabaya merupakan bentuk komitmen dari lembaga kami, dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah UAE, agar bersama-sama Pemerintah Kota Surabaya dapat melakukan transformasi penanganan sampah di sungai yang mengedepankan kolaborasi lintas lembaga pemerintah serta peran aktif dari masyarakat”.

Penanganan Sampah

Bagi Pemerintah Kota Surabaya saat ini, kapasitas penanganan sampah di TPA Benowo saat ini terbatas sebanyak 1,530 ton/hari. Dengan timbulan sampah yang mencapai 1,810 ton/hari, kondisi ini meninggalkan hampir 300 ton sampah per hari di Kota Surabaya yang masih membutuhkan penanganan sampah melalui peran aktif seperti bank sampah, kelompok masyarakat, penanganan sampah organik, dan sebagainya. 

Dalam kegiatan ini, Clean Rivers dan UNDP dengan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) juga mengunjungi salah satu kelompok Gerakan Sedekah Sampah (GRADASI) yang ada di Kelurahan Balas Klumprik, sebagai salah satu bentuk integrasi penanganan sampah berbasis komunitas.

Melalui pengelolaan sampah anorganik di Bank Sampah dan Gerakan Sedekah Sampah di RW 05 Kelurahan Balas Klumprik, serta pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak, warga telah menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berdaya guna. Ditambah dengan inisiatif penanaman mangrove dan urban farming, RW 05 tak hanya menangani sampah dari rumah tangga, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan pangan secara lokal.

Keberhasilan RW 05 adalah bukti bahwa solusi atas krisis sampah plastik sungai dapat diwujudkan melalui kolaborasi erat antara pemerintah, mitra pembangunan, dan masyarakat. Inisiatif seperti ini menjadi inspirasi kuat bagi wilayah lain untuk ikut bergerak. Dengan semangat gotong royong dan dukungan lintas sektor, kita dapat menciptakan perubahan yang berdampak nyata menuju Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |