BI: Efek Suku Bunga Turun Baru Terasa 1,5 Tahun ke Ekonomi RI

3 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa efek dari turunnya suku bunga atau BI Rate baru akan terlihat dalam 1,5 tahun ke depan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"(Efek BI Rate) ke ekonomi itu sekitar 1,5 tahun," ujar Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M Juhro dalam Taklimat Media di Kantor BI, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Sementara itu, dampak penurunan BI Rate ke kredit baru akan terlihat sekitar 6 bulan ke depan. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian pasar.

“Transmisi suku bunga kredit itu sekitar 6 bulan. Kalau itu hitungan-hitungan kita," terang Solikin.

Dijelaskannya, dampak perbedaan waktu dari penurunan BI Rate tak lepas dari proses penyesuaian pasar terkait nominal bunga di masing sektor perekonomian.

"(Penyesuaian) iru bergantung ke mana. Kalau terhadap suku bunga pasar uang Itu bisa seketika, karena kredit ada tenor yang terendah, kemudian kalau kita bicara tenor yang jangkauan ya bisa segera lebih cepat," paparnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps).

Hal ini menandakan, BI Rate saat ini turun ke level 5,5 persen, dari 5,75 persen.

Rupiah Catat Performa Terbaik se-ASEAN

Bank Indonesia (BI) mencatat, Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 2,6 persen hingga 26 Mei 2025, di antara mata uang Asia.

“Kita lihat bahwa Indonesia Rupiah sampai dengan tanggal 26 itu mengalami penguata 2,6 persen. Kemudian di atasnya Indonesia ada Baht Thailand yang menguat 2,95 persen, (Ringgit) Malaysia menguat 2,64 persen. Di bawah Indonesia ada Singapura menguat 1,9 persen. Kemudian Filipina menguat 1,03 persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kepada media di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Kinerja positif rupiah ini menempatkannya sebagai salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, pelemahan tercatat terjadi pada mata uang India dan dolar Hongkong.

Smart Intervention jadi Jurus BI Pertahankan Nilai Tukar Rupiah

Denny juga mengungkapkan bahwa salah satu strategi andalan BI saat ini adalah kebijakan smart intervention, yaitu melalui intervensi cermat dan terukur yang difokuskan pada pasar non-deliverable forward (NDF) dan pasar offshore.

“BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil, dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada, melakukan intervensi di pasar offshore, melakukan intervensi di pasar sport, pasar DNDF, dan juga apabila diperlukan BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar SBN di dalam negeri,” ungkap Denny.

“Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya. Karena memang sama-sama kita ketahui, sebagaimana juga dengan pendapat atau pandangan dari Pak Gubernur, bahwa perkembangan global masih tidak pasti,” jelasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |