Kurs Dolar AS Hari Ini 26 Mei 2025 Keok Lawan Rupiah

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari Senin 26 Mei 2025 pagi. Rupiah menguat sebesar 43 poin atau 0,27 persen menjadi 16.175 per dolar AS dari sebelumnya 16.218 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi kekhawatiran atas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dari Presiden AS Donald Trump.

“Saat ini, lebih didominasi faktor eksternal yaitu pelemahan dolar AS dari kekhawatiran kebijakan tarif Trump,” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (26/5/2025).

Mengutip Anadolu Agency, Trump menyampaikan bahwa diskusi tarif dengan Uni Eropa (UE) takkan membuahkan hasil, sehingga merekomendasikan tarif sebesar 50 persen terhadap UE mulai 1 Juni 2025.

Menurut Trump, hambatan perdagangan yang kuat, sanksi perusahaan yang tak masuk akal, manipulasi moneter, hingga tuntutan hukum yang tak adil terhadap perusahaan AS dinilai menyebabkan defisit perdagangan dengan Negeri Paman Sam lebih dari 250 juta dolar AS per tahun.

“Beberapa hari setelah mengancam UE dengan 50 persen tarif pada 1 Juni, Trump kemudian menundanya hingga 9 Juli,” ungkap Lukman.

Suku Bunga Bank Indonesia

Meninjau faktor domestik, keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga dinilai tepat secara timing. Di sisi lain, lanjutnya, tetap diperlukan penguatan perekonomian kembali.

“Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia cukup lemah dan inflasi yang sangat rendah tidaklah ideal dengan suku bunga yang tinggi karena tekanan dolar AS. Dengan meredanya tekanan dolar, BI diharapkan akan bisa terus memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian,” ucap dia.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah berkisar Rp16.100-Rp16.250 per dolar AS.

Menkeu: Rupiah Menguat Imbas Perang Tarif AS-China Mulai Reda

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan nilai tukar rupiah, yang menunjukkan perbaikan seiring dengan mencairnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.

“Exchange rate kita year to date, Januari ke akhir April adalah 1,6 persen depresiasi. Sejak retaliasi tarif diumumkan hingga bulan Mei tanggal 21 terjadi apresiasi,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, di Kantor Kemenkeu, Jumat (23/5/2025).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa sejak awal tahun hingga akhir April 2024, rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,9 persen. Namun situasi mulai membaik setelah kedua negara raksasa ekonomi tersebut mencapai kesepakatan yang meredakan konflik tarif.

“Makanya ini koreksi, jadi depresiasi year to date tapi dalam satu setengah bulan terakhir mengalami apresiasi," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun secara year to date (ytd) rupiah masih tercatat terdepresiasi, dalam satu setengah bulan terakhir terjadi pembalikan arah yang signifikan.

Tak hanya nilai tukar, pasar saham juga ikut merespons positif. Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat naik 0,9 persen secara ytd, dan mengalami lonjakan 9,7 persen setelah meredanya ketegangan dagang antara AS dan China.

Surat Berharga Negara

Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun juga menunjukkan penurunan.

"Government bond yield kita yang sepuluh tahun pada hari ini mengalami penurunan 15 basis point. Dan kalau dari April sampai 9 Mei juga mengalami penurunan 17 basis point,” ujarnya.

Penurunan yield ini, menurut Sri Mulyani, menjadi kabar baik karena mengindikasikan beban pembiayaan pemerintah yang semakin ringan.

“Karena makin rendah yield-nya berarti beban untuk kami menungguin. Yield SBN kita posisi 21 Mei adalah 6,8 (persen). Itu artinya 223 basis point spread,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |