Melihat Peran AI di Sektor Bisnis dan Industri

3 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Untuk mendorong percepatan transformasi digital di berbagai sektor, Paques memperkenalkan sejumlah inisiatif terbaru dalam acara bertajuk Data + AI = Accelerate. Inisiatif ini menyoroti peran strategis kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan produktivitas, ketangkasan bisnis, dan pengalaman pelanggan yang lebih cerdas dan terpersonalisasi.

Dengan mengusung pendekatan 3C Framework yaitu Collect, Curate, Consume, Paques menghadirkan integrasi menyeluruh antara data dan AI dalam satu platform. Framework ini menjadi pondasi dari berbagai solusi Paques yang dirancang untuk menyederhanakan proses end-to-end data, mulai dari proses pengumpulan, pengolahan, pemetaan dan klasifikasi hingga konsumsi data untuk pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan tepat waktu.

“Perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Tantangannya, jika kita terlalu lambat merespons, kita bisa tertinggal. Tapi jika terlalu cepat, dengan ekspektasi yang berlebihan, justru bisa merugikan. Akibatnya, kita kehilangan arah—tidak tahu apa yang seharusnya kita harapkan dari teknologi, dan akhirnya gagal menempatkan teknologi secara tepat,"

"Karena itu, di Paques, kami berupaya turun langsung, berbicara dengan para pengguna, untuk memahami bagaimana teknologi kami bisa benar-benar membantu menyelesaikan permasalahan nyata yang mereka hadapi setiap hari.” ungkap CEO Paques Benni Adham dikutip Senin (26/5/2025).

Paques sendiri memiliki sejumlah produk seperti Paques Data Enterprise (PDE), di mana platform pemrosesan big data secara end-to-end - mencakup proses data ingestion, integrasi, analitik, hingga visualisasi yang didukung oleh kapabilitas AI untuk menghasilkan insight yang kontekstual dan relevan. Dirancang untuk menangani volume data dalam skala besar (enterprise-scale).

Selanjutnya

Paques Data Studio (PDS) yang merupakan streamlined version dari Paques Data Enterprise, PDS cocok untuk organisasi dengan kebutuhan analitik skala kecil hingga menengah.

Dilengkapi oleh Query AI Assistant, pengguna cukup mengetik kebutuhan analisis dalam bahasa sehari-hari, dan AI akan menerjemahkannya menjadi PQL™ (Paques Query Language), sehingga pengguna dapat fokus pada hasil analisis.

AI-Powered Security Operations Center (AI-SOC)

Solusi keamanan siber cerdas yang menggabungkan AI untuk mempercepat deteksi ancaman, merespons insiden secara otomatis, serta memberikan rekomendasi mitigasi secara real-time. AI-SOC mendukung tim keamanan siber dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kecepatan pengambilan keputusan.

Deretan Ancaman AI yang Membahayakan Umat Manusia, Bagaikan Nuklir di Era Digital!

Di tengah kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI), para ilmuwan dan pakar kini angkat suara memperingatkan bahaya terbesar AI yang dapat ditimbulkan terhadap masyarakat global.

Terdapat berbagai risiko dari bahaya AI yang membahayakan umat manusia, mulai dari ancaman demokrasi akibat disinformasi politik, hingga potensi kehancuran sosial karena ketimpangan ekonomi dan penyalahgunaan teknologi deepfake.

1. Disinformasi Politik: "Senjata Nuklir" di Era Digital

Dikutip dari IBM, Sabtu (24/5/2025), Gary Marcus, ilmuwan AI dan penggagas gerakan Responsible AI, menyebutkan bahwa salah satu bahaya terbesar dari AI adalah kemampuannya menciptakan dan menyebarkan disinformasi dalam skala masif.

Ia menggambarkan AI generatif sebagai “senapan mesin, bahkan nuklir, dari disinformasi.”

Salah satu contoh nyata dari bahaya ini adalah kejadian pada Mei 2023, ketika gambar palsu tentang ledakan di Pentagon yang dihasilkan oleh AI menyebar dengan cepat di media sosial.

Hanya dalam hitungan menit, kabar palsu ini mengguncang pasar keuangan global dan memicu kepanikan publik.

“Bayangkan jika serangan disinformasi semacam ini digunakan untuk memanipulasi pemilu atau memperburuk konflik geopolitik. Ini bisa menghancurkan demokrasi dari dalam," kata Marcus. 

2. Deepfake: Ancaman terhadap Privasi dan Keamanan Personal

Teknologi deepfake yang didorong oleh AI kini mampu menciptakan video dan gambar palsu yang sangat realistis. Hal ini telah dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menciptakan konten palsu, termasuk gambar telanjang selebritas atau tokoh publik tanpa izin.

Lebih dari sekadar ancaman terhadap privasi, deepfake juga mulai digunakan untuk penipuan digital, termasuk pencurian identitas dan rekayasa suara untuk menipu institusi keuangan atau individu.

IBM menyebut teknologi ini sebagai “salah satu risiko paling sulit dideteksi namun sangat merusak.”

3. Bias Algoritma dan Diskriminasi Sistematis

Bahaya lain yang disoroti adalah bias algoritma. Sistem AI, jika tidak diawasi, dapat memperkuat diskriminasi berdasarkan ras, gender, atau status sosial.

Misalnya, beberapa sistem perekrutan otomatis yang dikembangkan perusahaan besar terbukti mengabaikan kandidat perempuan atau minoritas karena pola historis dalam data pelatihan.

IBM menekankan perlunya pengawasan etis dalam pengembangan AI.

“Tanpa audit menyeluruh, AI bisa memperkuat ketidakadilan struktural yang sudah ada,” tulis laporan IBM Think.

4. Kehancuran Ekonomi dan Ketimpangan Sosial

Selain risiko politik dan sosial, para ilmuwan juga menyoroti dampak jangka panjang AI terhadap ekonomi.

Otomatisasi yang digerakkan oleh AI dapat menghilangkan jutaan pekerjaan dalam waktu singkat, menciptakan ketimpangan sosial yang besar antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan yang tidak.

Gary Marcus menyarankan perlunya pemikiran radikal seperti pengenalan universal basic income (pendapatan dasar universal) sebagai cara mengatasi potensi pengangguran massal akibat AI.

5. Kurangnya Regulasi dan Transparansi

Mengutip Forbes, Jumat (23/5/2025), para ilmuan sepakat bahwa tidak adanya regulasi yang memadai merupakan akar dari banyak risiko ini.

Saat ini, pengembangan AI masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar yang berlomba menciptakan sistem tercanggih tanpa terlebih dahulu memikirkan dampak sosialnya.

“Tanpa lembaga pengawasan yang independen, kita seperti membiarkan anak kecil bermain dengan dinamit,” ujar Marcus.

6. Seruan Global untuk Tindakan Bersama

Sebagai solusi, para ilmuwan dan perusahaan teknologi seperti IBM menyerukan dibentuknya standar global untuk pengembangan AI yang aman dan etis.

IBM menyarankan perusahaan untuk mengadopsi pendekatan tata kelola AI yang transparan, adil, dan dapat diaudit.

Sementara itu, Marcus menekankan pentingnya pembentukan lembaga pengawasan AI internasional yang independen, serta keterlibatan pemerintah dan masyarakat sipil dalam setiap tahap pengembangan teknologi ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |